Pengembangan E-Book dalam Pembelajaran ( Anang Nazaruddin )
Oleh Anang Nazaruddin
Widyaiswara Ahli Muda
A. Pendahuluan
Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh seorang pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis. menurut Tampubolon (1987) membaca adalah suatu kegiatan atau cara dalam mengupayakan pembinaan daya nalar. Dengan membaca, seseorang secara tidak langsung sudah mengumpulkan kata demi kata dalam mengaitkan maksud dan arah bacaannya yang pada akhirnya pembaca dapat menyimpulkan suatu hal dengan nalar yang dimilikinya.
Harjasujana (2003) mengemukakan bahwa membaca merupakan proses. Membaca bukanlah proses yang tunggal melainkan sintesis dari berbagai proses yang kemudian berakumulasi pada suatu perbuatan tunggal. Membaca diartikan sebagai pengucapan kata-kata, mengidentifikasi kata dan mencari makna dan arti dari sebuah teks. Membaca diawali dari struktur luar bahasa yang terlihat oleh kemampuan visual untuk mendapatkan makna yang terdapat dalam struktur dalam bahasa. Dengan bahasa yang lain membaca berarti menggunakan struktur dalam untuk menginterpretasikan struktur luar yang terdiri dari kata-kata dalam sebuah teks. Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan sebuah proses yang melibatkan kemampuan visual dan kemampuan kognisi. Kedua kemampuan ini diperlukan untuk mengartikan lambang-lambang huruf agar dapat dipahami dan menjadi bermakna bagi seseorang yang melakukan proses membaca.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangat pesat. Seluruh aspek kehidupan, mulai dari aspek sosial, politik, budaya, pendidikan, dan sebagainya, tidak terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi. Teknologi bermakna pengembangan dan penerapan berbagai peralatan atau sistem untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi merupakan hasil olah pikir manusia untuk mengembangkan tata cara atau sistem tertentu dan menggunakannya untuk menyelesaikan persoalan dalam hidupnya. Semakin beragamnya penggunaan peralatan teknologi informasi telah memengaruhi penerbit dalam mengembangkan inovasi terbitannya. Salah satunya adalah keberadaan buku elektronis (e-book) yang terus dipublikasikan oleh para penerbit. E-book pada intinya adalah sebuah buku yang didesain ke dalam bentuk elektronis. Pembaca memerlukan sarana seperti komputer, netbook/laptop, smartphone, atau tab untuk membaca produk elektronis tersebut.
Perkembangan buku elektronik (ebook) atau buku digital (digital book) secara pasti terus mengalami peningkatan. Seperti halnya industri musik dan perfilman yang telah lebih dahulu melakukan migrasi ke format digital, industri buku dan penerbitan juga mulai mengikuti. Menurut Landoni (2007), ebook adalah sebuah bentuk digital, sebuah media di mana informasi diorganisasikan dan terstruktur sehingga dapat dipresentasikan ke pembaca.
Salah satu indikator perkembangan buku digital terlihat dari inisiatif pemerintah Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional yang menyediakan Buku Sekolah Elektronik (BSE) untuk tingkat pendidikan SD, SMP, SMA, dan SMK secara gratis. Keberadaan BSE merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah untuk memajukan pendidikan nasional. Bagi para orang tua murid, BSE menjadi solusi nyata guna mengatasi persoalan mahalnya biaya buku pelajaran.
Dengan hadirnya E-book ini dapat mempermudah para pembaca dan para penulis dalam mengkoleksi serta menyebarkan buku-bukunya, karena para penulis tidak perlu lagi datang ke penerbit untuk menerbitkan buku yang ditulis. Penulis dapat menjual atau mempublikasikan tulisannya melalui e-book, hal serupa dapat digunakan oleh para pembaca dan pencari ilmu di internet.
Menurut Ishak (2018) keberadaan electronic book (e-book) jadi satu diantara instrumen yang bisa digunakan. Dikenal praktis dan berbiaya rendah, karena bisa diakses hanya dari sebuah smartphone, hanya saja kemampuan dari orang tua siswa yang gagap terhadap perkembangan teknologi kekinian yang bisa mejadi kendala dalam penggunaan e-book ini.
Yang menjadi tantangan saat ini adalah mampukan guru disekolah atau madrasah membuat sebuah panduan belajar atau bahan ajar dengan format e-book tersebut, atau jika kita anggap bahwa guru disekolah mampu membuat e-book. Kemudian dari pihak orang tua siswa dan siswa itu sendiri dalam menggunakan fasilitas e-book apakah mereka juga mampu. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Seowarno, Hasmiana dan Faiza (2016) menemukan bahwa sebanyak 15 orang guru yang mengajar di SDN 10 Banda Aceh maka sebanyak 4 guru dapat menggunakan media berbasis komputer, kurang bisa 4 orang dan 7 orang tidak dapat menggunakannya sama sekali sehingga ini menjadi kendala apabila mau menggunakan bahan ajar dengan format e-book. Dan kondisi seperti ini dirasakan oleh penulis saat melakukan pendampingan pelatihan di daerah dimana sebagian besar tenaga pendidikan masih belum mampu dalam menggunakan media berbasis komputer saat penyusun bahan ajar baik yang akan dicetak terlebih lagi dalam bentuk digital.
- Permasalahan
Berdasarkan deskripsi diatas maka masalah yang dibahas pada tulisan ini adalah Apakah penggunaan ebook bagi guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa disekolah
2. Tujuan Penulisan
Tujuan tulisan ini untuk memberikan deskripsi penggunaan ebook bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa disekolah.
3. Manfaat Penulisan
Tulisan ini diharapkan bermanfaat bagi guru-guru disekolah untuk mengembangkan menyusun bahan ajar berbentuk ebook supaya bisa meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa disekolah.
B. Pembahasan
1. Pengembangan E-Book
Pengantar buku 'Word' Jean-Paul Sartre menuliskan mengapa kita membaca? Dengan melakukan aktifitas membaca, kita akan merasakan bahwa kita sebenarnya tidak tahu apa-apa. Pengetahuan, wawasan, referensi, dan lainnya ternyata hanyalah sebagian kecil dari khasanah yang tersebar di alam semesta. Teramat banyak hal-hal lainnya yang belum kita ketahui. Dengan membaca kita merefleksikan diri. Aktifitas Membaca merupakan semacam kaca pantul yang bisa menunjukkan pada kita tentang keluasan dunia dan semesta (Wibowo, 2020).
Pada proses membaca saat ini sudah berkembangan sangat pesat, semula kita saat membaca cukup dengan memgang sebuah buku cetak yang dibeli kemudian terjadilah proses membaca. Pada perkembangan saat ini proses membaca sudah sangat bervariasi dari buku yang tercetak dengan kertas sampai dengan buku yang berbentuk digital, sehingga yang dipegang tidak lagi sebuah buku cetak namun merupakan alat elektronik yang sangat beragam, bisa sebuah komputer, laptop, netbook, gawai/hape atau alat-alat eketronik yang lain. Dan bentuk umunya di sebut dengan E-book.
E-book berperan penting dalam proses pembelajaran karena memiliki keunggulan. Beberapa fungsi E-book sebagai media belajar yaitu dapat meningkatkan produktivitas belajar. E-book sebagai referensi yang tidak terbatas, jadi tidak terpaku pada satu sumber belajar. E-book sangat mudah untuk dibawa dalam banyak file, sehingga pendidik tidak kehabisan bahan belajar untuk peserta didik. E-book dapat mengurangi beban pendidik dalam menyajikan informasi, informasi yang diberikan melalui E-book lebih konkret dan memungkinkan pembelajaran bersifat induvidual sebab tidak tergantung pada informasi yang diberikan pendidik.
E-book pada intinya adalah sebuah buku yang didesain ke dalam bentuk elektronik. Pembaca memerlukan sarana seperti komputer, netbook/laptop, smartphone, atau tab untuk membaca produk elektronis tersebut. Sehingga dapat kita nyatakan bahwa E-book adalah suatu buku yang bentuknya digital atau elektronik dimana biasanya berisi informasi atau panduan/tutorial. Buku elektronik ini hanya bisa dibuka dan dibaca melalui perangkat elektronik seperti komputer, tablet, dan smartphone.
E-book pada intinya adalah sebuah buku yang didesain ke dalam bentuk elektronis. Pembaca memerlukan sarana seperti komputer, netbook/laptop, smartphone, atau tab untuk membaca produk elektronik tersebut (Nur Hadi Waryanto, 2017). Berbeda dengan buku, e-book secara fisik tidak memerlukan tempat penyimpanan besar seperti halnya rak buku. Hal ini karena buku elektronik tersimpan dalam bentuk file. Pada umumnya e-book dibuat dalam format pdf file. Pengguna dapat mencari dan mengunduh e-book baik secara gratis maupun berbayar pada situs web di internet.
E-book biasanya diterbitkan dengan salah satu dari dua cara seperti di bawah ini:
- Buku yang telah dicetak pada kertas kemudian diubah menjadi format e-book. Dengan semakin populernya e-book reader maka semakin banyak buku cetak yang juga diterbitkan dan dijual dalam format digital (e-book).
- E-book yang memang dibuat oleh individu untuk keperluan pribadi maupun untuk tujuan komersial. Sejak pengguna internet berkembang dengan pesat maka banyak orang yang berbagi pengetahuan dengan menggunakan e-book (Nur Hadi Waryanto, 2017).
Adapun Fungsi e-book secara umum adalah sebagai media untuk membaca informasi secara digital melalui perangkat khusus. Umumnya pengguna e-book adalah mereka yang sudah melek teknologi dan terbiasa membeli e-book untuk media belajar. Berikut ini fungsi ebook bagi penggunanya dan juga bagi penyedianya:
- Sebagai sarana untuk belajar. Sekarang ini ada banyak orang yang membuat e-book yang berisi tentang ilmu pengetahuan dan tutorial di bidang tertentu. Terutama bagi seorang guru saat ini dituntut tidak hanya terampil dalam membuat bahan ajar kemudia dicetak tetapi juga harus mempu membuat sebuah bahan ajar yang berbentuk elektronik.
- Sebagai media informasi. Sekarang ini pebisnis sudah banyak yang memberikan ebook gratis kepada calon pelanggan mereka. Dengan memasukkan email, maka calon pelanggan dapat mendownload ebook yang berisi informasi atau tutorial yang dibutuhkan. Proses pembuatan dan penyebaran ebook ini sangat mudah karena bentuknya digital. Itulah sebabnya ebook sangat cocok digunakan sebagai media informasi (maxmanroe.com, 2020).
Tujuan dibuatnya e-book adalah untuk memudahkan proses penyebaran informasi dan pembelajaran kepada penggunanya. Adapaun beberapa tujuan dari pembuatan e-book adalah sebagai berikut:
- Memudahkan pembuatan buku. E-book adalah salah satu solusi bagi mereka yang ingin menyusun buku namun kesulitan dalam pembuatannya. Seperti kita ketahui, proses pembuatan buku cetak cukup panjang dan terbilang sulit. Hal ini tidak terjadi jika kita membuat buku digital. Namun, tentu saja format e-book tersebut harus dibuat semenarik mungkin agar layak untuk disebarkan atau dijual.
- Menghemat biaya pembuatan buku. Pembuatan buku cetak biayanya cukup besar karena masih menggunakan peralatan konvensional. Berbeda halnya dengan pembuatan e-book, biayanya nyaris tidak ada bahkan bisa saja menjadi gratis.
- Memudahkan proses penyebaran informasi. Mendistribusikan e-book sangat mudah dilakukan, yaitu melalui media internet dan juga peralatan elektronik lainnya.
- Memudahkan proses belajar dan mengajar. Dengan adanya e-book maka proses belajar dan mengajar menjadi lebih mudah. Seorang guru bisa membuat materi pelajaran dalam bentuk e-book lalu mengirimkannya kepada muridnya. Dari sisi murid tentu saja akan sangat dimudahkan karena bisa mempelajari materi pelajaran dalam bentuk e-book di mana saja dan kapan saja.
- Melindungi informasi yang disebarkan. Ketika kita membuat sebuah e-book, kita bisa memberikan proteksi terhadap isi ebook tersebut. Caranya yaitu dengan memberikan password khusus, sehingga hanya orang-orang tertentu saja yang bisa membukanya. Selain itu, buku digital tidak mudah rusak seperti halnya buku cetakan. Ini menjadi keuntungan tersendiri bagi pengguna e-book (maxmanroe.com, 2020).
Menurut Michael Angier sebagaimana yang dikutip oleh Nur Hadi Waryanto (2017) sepuluh alasan kenapa e-book lebih baik daripada buku cetakan adalah sebagai berikut:
- Lebih cepat diperoleh. Pada saat seseorang memerlukan informasi pada sebuah buku, maka e-book dapat dibeli dan diunduh pada saat itu juga bida dibaca, dibanding dengan buku cetakan yang harus menunggu proses pengiriman.
- E-book lebih mudah diupdate dan diupgrade.
- Informasi berubah secara cepat setiap hari. Buku dengan topik-topik tertentu berubah sangat cepat. E-book bisa dengan mudah dan cepat di update.
- Pembelian e-book biasanya disertai bonus-bonus tambahan.
- E-book membutuhkan ruang penyimpanan yang lebih kecil, sehingga dalam satu komputer atau perangkat genggam lainnya dapat menyimpan ribuan ebook.
- E-book mengurangi penggunaan pohon sebagai bahan baku pembuatan kertas.
- Lebih portabel.
- Referensi dapat langsung di tautkan.
- E-book dapat dibranded atas nama pembeli.
- Menemukan suatu informasi yang dibutuhkan dengan cepat melalui fasilitas pencarian yang disediakan.
- Teknologi berkembang lebih baik, sehingga makin lama teknologi monitor atau mobile untuk menampilkan juga akan semakin baik.
2. E-Book dengan Format Epub
Buku digital atau lebih sering dikenal dengan e-book didefenisikan oleh kamus bahasa inggris Oxford yaitu “buku dalam bentuk digital yang terdiri dari teks, gambar atau keduanya, dan diproduksikan pada komputer, dipublikasikan melalui dan dibaca di komputer atau perangkat komputer lainnya” (Gardiner, 2010). Jadi buku digital merupakan sebuah publikasi yang terdiri dari teks, gambar dan dapat diakses melalui perangkat komputer atau telepon seluler dan perangkat elektronik yang lainnya.
Dengan hadirnya E-book ini dapat mempermudah para pembaca dan para penulis dalam mengkoleksi serta menyebarkan buku-bukunya, karena para penulis tidak perlu lagi datang ke penerbit untuk menerbitkan buku yang ditulis. Penulis dapat menjual atau mempublikasikan tulisannya melalui e-book, hal serupa dapat digunakan oleh para pembaca dan pencari ilmu di internet.
Beberapa tahun terakhir ini minat pembaca e-book secara signifikan berkembang. Dua format dokumen utama yang didukung oleh sebagian besar perangkat adalah PDF dan electronic publication (epub). Format PDF secara luas digunakan untuk berbagi dokumen memungkinkan pembacaan cross-platform. Namun format PDF ini membuat pembaca merasa tidak nyaman karena ukuran layar perangkat yang kecil. Pada sebaliknya, format epub adalah re-flowable dan cocok untuk pembaca e-book dengan segala jenis ukuran layar perangkat (Rahmat Hidayat, 2017).
Salah satu format buku digital yang saat ini banyak diperbincangkan adalah format EPUB (electronic publication). Format buku ini dipandang sangat potensial karena merepresentasikan format buku standar masa depan yang bersifat terbuka dan kaya fitur. Menurut Prasetya (2015) di dalam penelitiannya, memperlihatkan sebanyak 93,33% responden menyatakan siap menggunakan buku digital EPUB untuk pembelajaran. Keunggulan utama dari format EPUB terletak pada desain yang reflowable dan kemampuan untuk menampilkan konten dinamis interaktif. Fitur-fitur ini dapat digunakan pada spesifikasi EPUB 3.0.
Jika dibandingkan dengan format buku digital lain, seperti PDF, format EPUB lebih menarik dan menantang untuk dikembangkan lebih lanjut. Namun harus diakui bahwa pembuatan dokumen EPUB lebih sulit dibandingkan PDF. Setidaknya hingga saat ini belum ada perangkat lunak bantu yang memungkinkan pengguna untuk mengonversi dokumen dari pengolah kata ke format EPUB secara langsung dengan hasil maksimal. Kalau pun ada biasanya masih diperlukan sentuhan-sentuhan akhir agar dokumen tetap terjaga kerapiannya.
EPUB merupakan format file standar terbuka untuk buku digital yang distandarisasi oleh International Digital Publishing Forum (IDPF), sebuah asosiasi bagi industri penerbitan digital. IDPF secara resmi menyetujui EPUB pada Oktober 2007 dan pada 2008 sudah banyak dipakai oleh penerbit-penerbit besar.
Sejak versi 2, EPUB mulai tahun 2007 sudah digunakan secara luas dan merupakan format yang didukung serta bekerja baik pada jurnal-jurnal akademik (Eikebrokk, 2014). Saat ini sudah dirilis spesifikasi EPUB 3.0 yang menambahkan dukungan penuh HTML5 dan CSS, serta dukungan grafik SVG (Scalable Vector Graphic).
Pengembangan EPUB mengacu pada spesifikasi XHTML dan XML. Seperti diketahui, kedua spesifikasi ini merupakan standar teknologi yang banyak digunakan di lingkungan Internet. EPUB didesain menjadi format terbuka yang berarti bahwa siapa pun dapat menggunakannya tanpa perlu membayar lisensi. Standar ini memungkinkan banyak pihak dapat mengembangkan konten, aplikasi pembaca (reader), aplikasi untuk pengembangan (development) maupun aplikasi bantu lain .
Fitur-fitur unggulan EPUB versi 3.0 dapat dideskripsikan sebagai berikut:
- Reflowable.
EPUB dapat menyesuaikan terhadap berbagai ukuran layar pengguna atau istilahnya responsif. Fitur ini sangat penting untuk mengantisipasi beragamnya peralatan yang digunakan oleh pengguna.
b. Konten Multimedia.
Dokumen EPUB mampu menyajikan beragam media, seperti teks, gambar, audio, video, dan animasi. Selain itu, EPUB juga mampu menyajikan konten SVG.
c. Read aload
Fitur ini merepresentasikan text-to-speech yang dapat membaca teks EPUB. Pada dasarnya read aloud adalah memainkan audio yang sudah direkam terlebih dahulu sesuai dengan teks yang muncul.
d. Konten interaktif
Konten EPUB tidak hanya terbatas pada ragam multimedia statis, namun juga mampu menyajikan konten interaktif. Dukungan teknologi web sangat memungkinkan untuk mengimplementasikan hal ini, misalnya dalam bentuk kuis pilihan ganda, benar-salah, jawaban singkat, drag dan drop, serta simulasi interaktif (Prasetya, Kesiapan Pembelajaran Berbasis Buku Digital, 2015).
Untuk membuat format EPUB, dibutuhkan EPUB editor seperti Sigil, Calibre, EPUBee Maker, dll. Dalam tulisan ini aplikasi Sigil yang akan dijadikan sebagai EPUB editor, dan Readium sebagai aplikasi pembacanya.
Walaupun EPUB adalah format yang dapat menampung semua jenis konten digital (text, image, audio,video) namun hal ini juga menjadi sisi kelemahan Epub sendiri. EPUB hanya cocok digunakan untuk perangkat digital seperti Komputer, Ebook Reader, Tablet ataupun Smartphone. Format EPUB bisa dikatakan kebalikan dari format PDF yang sangat cocok untuk format cetak karena tata letak dan fontnya bersifat statis (Siregar, 2016).
Secara garis besar langkah yang dilakukan untuk membuat dokumen EPUB ada dua, yaitu menulis dari awal dan mengonversi dari dokumen yang ada. Untuk membuat dari awal diperlukan perangkat lunak bantu seperti Sigil (https://sigil- ebook.com/) dan Calibre (https://calibre-ebook.com/). Meskipun dalam penulisan dokumen ini sudah ada alat bantu, namun diperlukan pengetahuan spesifik ketika membuat dokumen yang kompleks, seperti pemformatan, page break, dan konten interaktif.
Pada pendekatan kedua, dengan cara memanfaatkan aplikasi pengolah kata dengan file dokumen (seperti Microsoft Word) yang sudah ada untuk dikonversi. Meskipun demikian, konversi ini tidak semudah ketika menghasilkan dokumen PDF. Di sini diperlukan langkah-langkah mulai dari penyimpanan dokumen Microsoft Word dalam bentuk Save As ke HTML terfilter. Selanjutnya, dokumen dibuka dengan menggunakan perangkat lunak editor dan disesuaikan. Dalam proses penyesuaian/modifikasi ini sering memerlukan pengetahuan tambahan mengenai teknologi web, khususnya HTML, XHTML, dan CSS .
3. E-Book dalam pembelajaran
Pembelajaran Kurikulum 2013 menuntut penguasaan keterampilan abad 21 yaitu pembelajaran yang literate, berkarakter, keterampilan untuk kritis, kolaboratif, komunikatif, kreatif,serta kemampuan teknologi informatika. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mengamanatkan kepada guru untuk mampu menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus dapat menggunakan komputer dan internet.
Wibawa (2016) menyatakan bahwa kemajuan teknologi komputasi dan komunikasi telah meningkatkan paradigma pembelajaran dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran elektronik (e- learning), dari pembelajaran elektronik ke pembelajaran seluler (m-learning) dan sekarang berkembang ke pembelajaran di mana-mana (u-learning). Darmawan (2015) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa sistem pembelajaran elektronik berbasis web (WELS) digunakan dalam pembelajaran teknik komputer dan teknik jaringan, dan hasilnya cukup efektif. Setelah dilakukan uji terhadap hubungan antara WELS dengan efektivitas yang diperoleh hasilnya, hasilnya menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan terhadap siswa SMK di Indonesia. Mereka juga menyatakan bahwa banyak cara yang dapat dilakukan untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran agar diperoleh hasil belajar yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Salah satu cara memotivasi siswa itu adalah dengan menggunakan model pembelajaran e-learning.
Buku digital adalah bagian dari pembelajaran elektronik. Data supervisi dan monitoring sekolah model oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Bengkulu menunjukkan bahwa guru masih kurang dalam menggunakan media berbasis TIK khususnya buku digital dalam pembelajaran matematika SMP (Alperi, Peran Bahan Ajar Digital Sigil dalam Mempersiapkan Kemandirian Belajar Peserta Didik, 2019). Hal ini merupakan sebuah ironi karena untuk mendukung penerapan pembelajaran berbasis TIK, hampir semua SMP di Kota sudah memiliki laboratorium komputer yang dapat dijadikan sebagai wadah pembelajaran buku digital. Anak-anak SMP sudah mahir menggunakan komputer dan menggunakan HP android/smartphone. Dengan kelengkapan fasilitas komputer yang dimiliki dan kemampuan komputer yang memadai, siswa SMP sudah layak menggunakan media berbasis komputer (digital). Salah satu media digital yang baik dan mudah digunakan adalah bahan ajar digital.
Sedangkan hasil penelitian dari Didik Dwi Prasetya (2015) menyatakan bahwa penggunaan buku digital, khususnya format epub, memiliki potensi strategis untuk diterapkan didalam pembelajaran. Format epub memiliki fitur yang kaya untuk menghasilkan buku digital yang menarik dan interaktif.
Menurut Kwartolo (2010), dimana secara teoritis komputer dengan perangkatnya dapat berupa e-book mempunyai manfaat yang sangat luar biasa untuk mendukung proses pembelajaran yaitu :
- Siswa dapat terlihat aktif karena ada proses belajar dan pembelajaran yang menarik dan mempunyai makna yang dalam;
- Siswa dapat menggabungkan ide kreatif baru kedalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keingintahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam pikirannya;
- Memungkinkan siswa saling bekerja sama dalam berkelompok;
- Memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
- Situasi pembelajaran lebih bermakna .
- Memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah dipelajariya. Sehingga adanya e-book interaktif yang dikembangkan dapat mengarahkan perhatian siswa dan mendorong minat siswa untuk belajar.
Hasil penelitian dari Muzanip Alperi (2019) menyatakan bahwa Kemandirian belajar siswa SMP masih rendah sehingga diperlukan suatu media yang disenangi siswa dan dapat membangkitkan kemandirian belajar siswa. Siswa SMP memiliki kemampuan komputer dan akses terhadap fasilitas komputer yang umumnya tersedia di sekolah maupun di rumah. Media yang sesuai dengan abad 21 dan sangat disenangi oleh siswa SMP adalah media berbasis komputer. Penggunaan bahan ajar digital Sigil yang dirancang dalam bentuk modul dengan fungsi dan kelebihannya, dapat membuat siswa SMP tertarik untuk belajar dan berperan dalam meningkatkan kemandirian belajarnya.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan bahan ajar yang berbentuk digital atau E-book yang dilakukan oleh guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa disekolah.
C. Penutup
- Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa proses membaca buku yang dulunya dengan buku cetak sekarang sudah berkembang menjadi buku digital (E-Book), e-book memiliki beberapa fungsi dan keunggulan dari edisi cetak dan pembuatannya juga sudah cukup mudah dengan bebarapa aplikasi yang menunjang sehingga fasilitas yang bisa ditambahkan juga sangat beragam bahkan bisa sampai multimedia bisa diselipkan dalam e-book tersebut. Saat ini e-book sudah mulai biasa digunakan dalam proses pembelajaran sehingga ketika e-book ini digunakan berdampak positif bagi pembelajaran yang berlangsung disekolah sehingga hasilnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah itu sendiri.
- Saran
Mengacu kepada kesimpulan diatas maka disarankan kepada guru disekolah untuk lebih meningkatkan penguasaannya dalam menyusun bahan ajar dan aplikasi yang dipergunakan saat menyusun bahan ajar tersebut, bahkan tidak hanya dalam bentuk cetak juga dalam bentuk digital, sehingga bisa lebih memotivasi peserta didik dan hasilnya bisa meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah.
Referensi
Alperi, M. (2019). Peran Bahan Ajar Digital Sigil dalam Mempersiapkan Kemandirian Belajar Peserta Didik. Jurnal Teknodik , 99-110.
Basuki, W. (2016). Electronik, Mobile, and Ubiquitos Learning in Higher Education: Electronik and Mobile Learning. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Darmawan D, B. S. (2015). Pengembangan E-Learning Berbasis Moodle dan Facebook pada Mata Pelajaran TIK . Jurnal Teknodik, 227-240.
Eikebrokk. (2014). EPUB as Publication Format in Open Access Journals: Tools and Workflow. Code4Lib Journal, Issue 24.
Gardiner, E. a. (2010). The Electronik Book. In Suarez, Michael Felix, and H. R. Woudhuysen. Teh Ozford Companion to The Book. Oxford: Oxford University Press.
Harjasuna, A. &. (2003). Membaca dalam Teori dan Praktik . Bandung: Mutiara.
Ishak. (2018, Juni Rabu). pontianak.tribunnews.com. Retrieved from Tribun Pontianak.co.id: https://pontianak.tribunnews.com/2018/06/27/e-book-dan-hambatan-yang-bisa-muncul-dalam-proses-pembentukan-budaya-literasi-di-kalangan-pelajar
Kwartolo, Y. (2010). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Proses Pembelajaran . Jurnal Pendidikan Penabur, 15-43.
Landoni, M. a. (2007). E-Book reading groups: interacting with e-book in public libraries. The Electronikc Library, 599-612.
maxmanroe.com. (2020, Nopember 26). https://www.maxmanroe.com/. Retrieved from https://www.maxmanroe.com/: https://www.maxmanroe.com/vid/teknologi/mobile-app/pengertian-ebook.html
Nur Hadi Waryanto, B. S. (2017). Pelatihan Pembuatan Buku Elektronik Interaktif . Jurnal Pengabdian Masyarakat MIPA dan Pendidikan MIPA, 33-40.
Prasetya, D. D. (2015). Kesiapan Pembelajaran Berbasis Buku Digital. Jurnal Tekno, 60-64.
Rahmat Hidayat, E. V. (2017). Pemanfaatan Sigil Untuk Pembuatan E-Book (Electronik Book) dengan Format EPub. Jurnal Teknosi, 1-8.
Siregar, R. (2016). Karya Ilmiah Interaktif Menggunakan Format File EPUB. Jurnal Al Kuttab, 65-80.
Soewarno, H. F. (2016). Kendala-Kendala yang Dihadapi Guru dalam Memanfaatkan Media Berbasis Komputer di SD Negeri 10 Banda Aceh. Jurnal Pesona Dasar, 28-39.
Tampubolon, D. (1987). Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.
Wibowo, T. A. (2020, Nopember 26 Nopember). idenide.blogspot.co.id. Retrieved from idenide.blogspot.co.id: http://idenide.blogspot.co.id/2012/03/membaca-dan-menulis