PERSFEKTIF  DISIPLIN LEMBAGA PENDIDIKAN (H.Abdul Hamid)

PERSFEKTIF DISIPLIN LEMBAGA PENDIDIKAN (H.Abdul Hamid)

Oleh :

H.Abdul Hamid,S,Ag M.M.Pd

Widyaiswara Ahli Madya IV/c

Abstrak

Proses pelaksanaan  dalam dunia pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan yang lebih jelas.Siswa seringkali membutuhkan orang yang mempercayainya dan bersedia mendengarkannya. Guru sering merupakan orang yang dimaksud. Setiap kelas sebaiknya merupakan tempat yang nyaman, tempat dihargainya kemampuan unik yang dimiliki siswa dan tempat bagi siswa merasa terdorong untuk belajar dan berekreasi.

Pendidikan merupakan jalur utama yang harus ditempuh untuk ikut dalam perkembangan zaman. Pendidikan rnerupakan sarana untuk membekali generasi baru dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk dapat bertahan dalam kelompok masyarakat.

Semua tenaga pendidikan yang professional mengharapkan agar pendidikan lebih maju dan berkembang sehingga kemajuan dan kemunduran pendidikan terpantau dengan baik.Dalam dunia pendidikan sangat diperlukan yang namanya kedisiplinan agar menunjang kualitas belajar mengajar dan menjadikan pribadi siswa menjadi lebih baik.Oleh karena itu semua komponen elemen pendidikan disekolah menjadi lebih professional dan bertanggungjawab.

Kata Kunci : Perspektif Disiplin Lembaga Pendidikan.

 

I. PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

     Dalam sistem manajemen pendidikan di kenal istilahTotal Quality Manajemen yang berorientasi pada mutu atau kualitas layanan yang diharapkan dalam dunia pendidikan.Layanan itu harus menjadikan modal awal bagi Pembina sekolah agar semua unsure pelaksana pendidikan dapat terbina dengan baik.Pengawas sekolah dan Kepala sekolah harus berperan sangat penting dalam membina dan menumbuhkembangkan unsur kompetensi para pendidik( guru disekolah ) sehingga mereka mampu dalam mengajar dan membinasiswa dengan baik. Disiplin pembelajaran itu sangat penting dilakukan dan harus dan harus dimulai oleh para guru, sehingga para siswa dapat mengikutinya dengan baik.Kenyataan dilapangan Siswa seringkali membutuhkan orang yang mempercayainya dan bersedia mendengarkannya. Guru sering merupakan orang yang dimaksud. Setiap kelas sebaiknya merupakan tempat yang nyaman, tempat dihargainya kemampuan unik yang dimiliki siswa dan tempat bagi siswa merasa terdorong untuk belajar dan berekreasi ( Ahmad Sanusi : 45 ).

      Pendidikan memang jalur utama yang harus ditempuh untuk ikut dalam perkembangan zaman.Pendidikan rnerupakan sarana untuk membekali generasi baru dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk dapat bertahan dalam kelompok masyarakat.

Dalam dunia pendidikan diperlukan yang namanya kedisiplinan agar menunjang kualitas belajar mengajar dan menjadikan pribadi siswa menjadi lebih baik.

        Disiplin secara umum dapat diartikan sebagai pengendalian diri sehubungan dengan proses penyesuaian diri dan sosialisasi. Disiplin merupakan faktor positif dalam hidup, sebagai perkembangan dari “pengawasan dan dalam” yang menuntut seseorang ke arah pola perilaku dapat diterima oleh masyarakat dan yang menunjang kesejateraan diri sendiri.

II. PEMBAHASAN

A. Penanaman Disiplin Peserta Didik

Disiplin bisa diartikan sebagai pengendalianatau pengawasan terhadap tingkah laku manusia.Dalam kondisi tertentu maka disiplin kelas dapat diartikan sebagai suatu keadaan tertib dimana guru dan anak didik yang tergabung dalamsuatukelas tunduk pada peraturan yang telah ditentukan dengan senang hati. Disiplin siswa merupakan suatu keadaan dimana sikap, penampilan, dan tingkah laku siswa sesuai dengan tatanan nilai, norma dan ketentuan-ketentuan yang  berlakudi sekolah.

Pada saat ini banyak penyimpangan perilaku anak didik yang perlu penanggulangan secepatnya, hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengidentifikasi penyebab penyimpangan perilaku tersebut. Penyimpangan sikap muncul karena adanya perbedaan persepsi/pandangan terhadap sikap anak itu sendiri. Perbedaan persepsi inilah yang dapat menimbulkan .
Dalam artikel ini membahas tiga diantaranya, yaitu:

1.  Disiplin Kelas

Menurut Naenggolan ( 2017 ) mengatakan bahwadalam pembicaraan disiplin, dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi terbentuknya satu sama lain merupakan urutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban.Diantara kedua istilah tersebut terlebih dahulu terbentuk pengetian ketertiban, baru kemudian pengertian disiplin.

Ketertiban menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh sesuatu yang datang dari luar. Sedangkan disiplin menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.

Dengan demikian disiplin kelas adalah keadaan tertib dalam suatu kelas yang di dalamnya tergabung guru dan siswa taat kepada tata tertib yang telah ditetapkan.Dengan disiplin para siswa bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu.Menurut Suparman( 2016 ) menyatakan bahwa Kepala sekolah dan guru harus mampu mempelajari karakter diri siswa dan harus secara sabar diterima dalam rangka memelihara kepentingan bersama atau memelihara kelancaran tugas-tugas sekolah. Satu keuntungan lain dari disiplin adalah siswa belajar dengan hidup dengan pembiasaan yang baik, positif, dan bermanfaat bagi dirinya dan Iingkungannya.

Menegakkan disiplin tidak hanya bertujuan untuk mengurangi kebebasan dan kemerdekaan siswa akan tetapi sebaliknya ingin memberikan kemerdekaan yang lebih besar kepada siswa dalam batas-batas kemampuannya. Akan tetapi juga kalau kebebasan siswa terlampau dikurangi atau dikekang dengan peraturan maka siswa akan berontak dan akan mengalami frustasi dan kecemasan.

Pengeloaan kelas yang baikakan menciptakan disiplin kelas yang baik. Kelas dinyatakan disiplin apabila setiap siswanya patuh pada aturan main/ tata tertib yang ada, sehingga dapat terlibat secara optimal dalam kegiatan belajar. Kelas yang disiplin tidak sama dengan kelas yang tenang.

Penanggulangan pelanggaran disiplin dapat dilakukan dengan:

  1. Pengenalan siswa
  2. Tindakan korektif yang meliputi:
    1. Lakukan tindakan dan bukan ceramah.
    2. Do not bargain.
    3. Gunakan kontrol kerja.
    4. Peraturan dan konsekuensinya dengan jelas agar dapat dilaksanakan dengan baik.

       c. Tindakan penyembuhan

2. Tahapan untuk Membantu Mengembangkan Disiplin yang Baik dalam Kelas

Ada beberapa Iangkah untuk membantu mengembang kan disiplin yang baik di kelas, yaitu sebagai berikut :

  1. Perencanaan

ini meliputi membuat aturan dan prosedur, dan menentukan konsekuen untuk aturan yang dilanggar. Jauh sebelum siswa datang, guru harus mencoba meramalkan atau memperidiksi organisasi apa yang diperlukan dan menentukan bagaimana merespons masalah yang tak terelakkan.

       b  Mengajar Siswa Bagaimana Mengikuti Aturan

Pekerjaan ini harus dimulai pada hari pertama masuk kelas.Berdasarkan Hasil pengamatan  yang penulis lakukan kita bahas dalam artikel ini menunjukkan bahwa beberapa minggu pertama dalam kelas adalah masa kritis dalam mengembangkan pola-pola displin yang efektif dan komunikasi yang baik antara guru dan siswa. Dalam rangkaian sistem pengelolaan kelas yang sukses, guru harus mempertahankan disiplin dan komunikasi yang baik. Salah satu cara yang terbaik adalah mencegah masalah dari semua kejadian.

      c.  Merespon Secara Tepat dan Kontruktif ketika MasalahTimbul

Contoh, apa yang kita lakukan ketika siswa menentang kita secara terbuka di muka kelas; ketika seorang siswa menanyakan kita bagaimana menyelesaikan masalah yang sulit; ketika kita menangkap seorang siswa yang mencontek ketika seorang siswa hilang dan tidak mau berprestasi( Muhammad Usman ( 2016 ).

3.  Penanggulangan Pelanggaran Disiplin

    Penanggulangan pelanggaran disiplin kelas perlu dilaksanakan.secara penuh kehati-hatian, demokratis dan edukatif. Cara-cara penaggulangan dilaksanakan secara bertahap dengan tetap memperhatikan jenis gangguan dan siapa pelakunya, apakah dilakukan oleh individu atau kelompok.Langkah tersebut mulai dari tahapan pencegahan sampai pada tahapan penyembuhan, dengan tetap bertumpu penekanan subtansinya bukan pada pribadi peserta didik.Di samping itu juga harus tetap menjaga perasaan kecintaan terhadap peserta didik bukan karena rasa benci atau emosional.Namun demikian perlu disadari benar bahwa disiplin di kelas sangat dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya factor Iingkungan siswa seperti Iingkungan rumah.OIeh karena itu, guru juga perlu menjalin kerja sama dengan orang tua siswa, agar kebiasaan disiplin di sekolah yang hendak dipelihara ini semakin tumbuh subur.

Berikut ini dikemukakan tiga jenis teknik pembinaan disiplin kelas, yaitu:

  1. Teknik Inner Control

Teknik ini sangat disarankan untuk digunakan guru-guru dalam membina disiplin peserta didiknya. Teknik ini menumbuhkan kepekaan/ penyadaran akan tata tertib dan pada akhirnya disiplin harus tumbuh dan berkembang dan dalam peserta didik itu sendiri (self discipline). Dengan kata lain peserta didik diharapkan dapat mengendalikan dirinya sendiri.

       b. Teknik External Control

Teknik external control yaitu mengendalikan diri dari luar berupa bimbingan dan penyuluhan.Teknik ini dalam menumbuhkan disiplin cenderung melakukan pengawasan (yang kadang perlu diperketat atau kalau perlu menjatuhkan hukuman terhadap setiap pelanggaran).

       c. Teknik Cooperative Control

Dengan pembinaan disiplin kelas dilakukan dengan bekerjasama guru dengan peserta didik dalam mengendalikan situasi kelas ke arah terwujudnya tujuan kelas yang bersangkutan. Dimana guru dengan peserta didik saling mengontrol satu sama lain terhadap pelanggaran tata tertib. Yang perlu diperhatikan oleh guru dalam proses pernbinaan disiplin kelas adalah perbedaan- perbedaan individual peserta didik dalarn kesanggupan melakukan mawas diri (introspeksi diri) dan pengendalian dirinya (self control). Karena itu teknik cooperative control sangat dianjurkan untuk menetralisir teknik inner control (yang menurut kedewasaan) dan eksternal control (yang menganggap pesertadidik belurn dewasa).

B.  Pendekatan Disiplin

     Banyak tindakan yang harus dilakukan guru, sebanyak perilaku siswanya sendiri.Namun, keika guru mengajar di kelas dengan rombongan yang banyak., sering itu pukul rata. termasuk dalam kerangka mendisiplinkan sisanya.

   Ada beberapa teori yang diterapkan dalarn mendisiplinkan siswa.Teori-teori tersebut memberikan sebuah asumsi bahwa semua guru ingin melakukan yang terbaik bagi siswanya.Namun, pendekatan yang berbeda sering bertentangan dengar iainnya, beberapa diantaranya berada dalam oposisi total.Isu utama yang tidak mereka setujui adalah tingkat di mana siswa harus diberi semangat dalam memperbaiki sikapnya sendiri.Satu isu ekstrem, yaitu pendekatan yang merekomendasikan bahwa siswa harus sepenuhnya bertanggung jawab dalam memperbaiki sikap mereka.Isu ekstrem lainnya, yaitu pendekatan yang rnemperdebatkan bahwa guru harus memegang control total karena kepentingan siswa ada di dalamnya sewaktu guru harus melakukan hal tersebut. Teori yang dipergunakan dan pendekatan yang diaplikasikan oleh seorang guru harus beragam, dan mungkin berhubugan dengan beberapa faktor.

      Faktor seperti kepercayaan guru kepada siswa berpengaruh kuat terhadap model pendekatan paling nyaman, yang digunakan oleh guru. Jika kurang lebih guru percaya bahwa siswa harus melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka sesegera mungkin, kelompok mengambil keputusan yang mengikat semua anggota kelas. Jika guru percaya bahwa siswa harus belajar cara bekerja sama dan membuat keputusan berkelompok, mungkin guru menyukai model manajemen.

      Kepercayaan guru tentang bagaimana seharusnya siswa bersikap, akan mempengaruhi tindakannya. Ada beberapa faktor yang mungkin akan mempengaruhi pilihan pendekatan atau tindakan guru di kelas. Faktor-faktor tersebut, yaitu:

  1. Usia dan kepribadian siswa.
  2. Waktu dan energi yang guru miliki saat sikap tidak layak muncul.
  3. Bentuk sikap tidak layak dari siswa.
  4. Tujuan utama disiplin kelas.

      Beberapa faktor di atas berubah menurut waktu dan tempat.misalnya sikap tidak layak dan siswa dapat terjadi saat tugas individu, saat guru menerangkan, atau kegiatan praktik. Hal lain yang sedikit berubah, yaitu kepribadian guru - guru.

       Suasana yang nyaman dan harmonis dalam belajar merupakan syarat mutlak untuk berkembangnya watak anak menjadi positif. Suasana ini dihasilkan oleh cara pendidik menangani anak didik. Pola asuh pendidik sangat berpengaruh terhadap anak didik dalam menciptakan suasana nyaman tersebut. Apabila guru terlalu otoriter dan menganggap anak didiknya sebagai obyek, maka anak akan menjadi penakut dan tidak kreatif.

      Hendaknya guru dapat memperlakukan anak sebagai obyek dan subyek agar anak dapat menjadi matang. Bentuk pembinaan yang melihat anak sebagai obyek dan subyek akan menghasilkan anak yang mampu menghasilkan gagasan dan menentukan penemuan baru. Suasana nyaman bisa . Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah:

  1. Partisipasiaktifdalamkelas
  2. Manajemen kelas
  3. Adanya suasana kompetisi yang sehat
  4. Menghargai kerja keras
  5. Kemandirian akademis
  6. Merasa sama kedudukan antar siswa
  7. Menghormati sesama teman
  8. Suasana demokratis harus muncul dalam kelas

C.  Kode Etik Peserta Didik

      Menurut Sutaryat ( 2016 ) Kodeetikadalahnorma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu, yang berisi rumusan baik buruk, boleh jangan, terpuji-tidak terpuji, yang menjadi pedoman dalam suatu lingkungan tertentu. Kode berarti simbol atau tanda, sedangkan etik adalah norma, nilai, kaidah dan ukuran bagi tingkah laku manusia. Kode etik peserta didik adalah aturan-aturan, norma-norma yang dikenakan kepada peserta didik, berisi tentang hal yang boleh dilakukan dan hal yang tidakboleh dilakukan, tentang baik dan buruk, tentang benar dan tidak benar, layak dan tidak layak, aturan tersebut bisa dalam bentuk tulisan yaitu peraturan yang berlaku, dan bias juga dengan tidak tertulis yang didalamnya terdiri dari tradisi lawu budaya yang harus ditaati dalam dunia pendidikan.

D.   Pengadilan Peserta Didik

    Pengadiian peserta didik adalah suatu lembaga pengadilan yang ada di sekolah yang bertugas mengadili peserta didik yang mempunyai kesalahan atau tidak mentaati peraturan yang ada.Jika apabila ada anak yang telah melakukan kesalahan tidak langsung diberikan sanksi akan tetapi harus dilakukan persidangan di pengadilan.

E.   Hukuman Peserta Didik

Setelah vonis dijatuhkan kepada peserta maka hukuman yang dijatuhkan kepada peserta didik siap direalisasikan, dimana realisasi ini sangat penting karena vonis yang dijatuhkan tidak akan mandeg sekedar vonis, hal itu akan menjatuhkan wibawa dan pengadilan peserta didik tersebut.

Hukuman adalah suatu sanksi yang diterima oleh peserta didik sebagai akibat dan pelanggaran pada aturan-aturan yang telah ditentukan.Sanksi tersebut dapat berupa material maupun non material.

 

BAB III

PENUTUP

 

Simpulan

        Ketertiban menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh sesuatu yang datang dari luar.Sedangkan disiplin menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.Dengan demikian disiplin kelas adalah keadaan tata tertib yang telah ditetapkan.Dengan disiplin para siswa bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu.

      Menegakkan disiplin tidak hanya bertujuan untuk mengurangi kebebasan dan kemerdekaan siswa akan tetapi sebaliknya ingin memberikan kemerdekaan yang lebih besar kepada siswa dalam batas-batas kemampuannya. Akan tetapi juga kalau kebebasan siswa terlampau dikurangi atau dikekang dengan peraturan maka siswa akan berontak dan akan mengalami frustasi dan kecemasan.

 

DAFTAR PUSTAKA

  • Naenggolan. 2017. AdministrasiSekolah dan Manajemen Kelas. Bandung: Pustaka Setia.
  • Muhammad Usman. 2016. Manajemen Peserta Didik. Bandung:Alfabeta.
  • Ahmad Sanusi. 2018. Sistem Administrasi Sekolah. Bandung : Alfabeta.
  • http://staff.uny.ac.idlsites/defauh/ diakses pada tanggal 25 Maret 2019.
  • Sutaryat. 2016. Teknik dan Metode Belajar. UNINUS Bandung.