SISTEM KOLABORASI DALAM PEMBELAJARAN BAGI GURU (oleh H. Abdul Hamid )
Oleh :
H. Abdul Hamid.S,Ag M.M.Pd.
Widyaiswara Ahli Madya IV/b
Abstrak
Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks/terorganisir: suatu himpunan / perpaduan hal-hal / bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan / keseluruhan yang kompleks/utuh. Kolaborasi merupakan teknik pembelajaran bagi guru dengan murid yang keduanya saling bantu membantu dalam memahami ilmu pengetahun yang dibahas. Komponen yang juga mempunyai fungsi yang sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan.
Alat dan sumber, walaupun fungsinya sebagai alat bantu, tetapi memiliki peran yang tidak kalah pentingnya dengan komponen-komponen yang lain.
Motivasi yang kuat saja tidak cukup tanpa adanya sebuah sistem dalam proses pembelajaran. Maka Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, terutama dalam dunia pendidikan, segala kebutuhan masyarakat pendidik yang semakin kompleks maka pendidikan dengan segala cara membentuk suatu system, strategi serta proses pendidikan yang begitu beragam.
Namun walaupun demikian, segala sesuatu yang menyangkut tentang pendidikan, baik itu sistem, strategi serta proses didalamnya, tiada lain hanya untuk mencapai salah satu tujuan belajar yang sesuai dengan kaidah-kaidah pembelajarannya, serta demi tercapainya pendidikan yang bermutu dan berkualitas bagi calon guru sebagai fasilitatornya dan peserta didik sebagai objek dimana proses belajar mengajar berlangsung
Kata Kunci : Sistem Kolaborasi Pembelajaran Bagi Guru.
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kegiatan pembelajaran, ‘perhatian’ berperan amat penting sebagai langkah awal yang akan memacu aktivitas - aktivitas berikutnya. Dengan ‘perhatian’, seseorang berupaya memusatkan pikiran, perasaan emosional atau segi fisik dan unsur psikisnya kepada sesuatu yang menjadi tumpuan perhatiannya.
Purnomo Sugianto ( 2016 ) mengungkapkan, tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Jadi, seseorang siswa yang menaruh minat terhadap materi pelajaran, biasanya perhatiannya akan lebih intensif dan kemudian timbul motivasi dalam dirinya untuk mempelajari materi pelajaran tersebut.
Dengan demikian, motivasi belajar dapat berasal dari diri pribadi siswa itu sendiri (motivasi intrinsik/motivasi internal) dan/atau berasal dari luar diri pribadi siswa (motivasi ekstrinsik/motivasi eksternal). Kedua jenis motivasi ini jalin-menjalin atau kait mengait menjadi satu membentuk satu sistem motivasi yang menggerakkan siswa untuk belajar.
Jelaslah sudah pentingnya Sistem dan motivasi belajar bagi siswa. Ibarat seseorang menjalani hidup dan kehidupannya, tanpa dilandasi motivasi maka hanya kehampaanlah yang diterimanya dari hari ke hari. Tapi dengan adanya motivasi yang tumbuh kuat dalam diri seseorang maka hal itu akan merupakan modal penggerak utama dalam melakoni dunia ini hingga nyawa seseorang berhenti berdetak. Kolaborasi merupakan bagian yang integral yang harus dikembangkan oleh para guru disekolah, begitu pula dengan siswa, selama ia menjadi pembelajar selama itu pula membutuhkan motivasi belajar guna keberhasilan proses pembelajarannya.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem
Menurut Sutarman Nugroho ( 2017 ) Banyak definisi yang digunakan untuk menjelaskan arti kata “Sistem”, diantaranya sebagai berikut:
- Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks/terorganisir: suatu himpunan / perpaduan hal-hal / bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan / keseluruhan yang kompleks/utuh.
- Sistem merupakan himpunan komponen yang saling berkaitan yangg bersam-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
- Sistem merupakan sehimpunan komponen/subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan sesuai dengan rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Ciri umum dari sistem yaitu yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
- Sistem merupakan suatu kesatuan yang terstruktur
- Kesatuan tersebut terdiri dari sejumlah komponen yang saling berpengaruh
- Dan masing-masing komponen tersebut mempunyai fungsi tertentu dan secara bersama-sama melaksanakan fungsi struktur, yaitu mencapai tujuan sistem.
Oleh sebab itu sistem merupakan proses untuk mencapai tujuan melalui pemberdayaan komponen-komponen yang membentuknya, maka sistem erat kaitannya dengan perencanaan. Menurut Didang Setiawan ( 2015 ) Perencanaan itu sendiri adalah pengambilan keputusan bagaimana memberdayakan komponen agar tujuan berhasil dengan sempurna. Oleh sebab itu proses berpikir dengan pendekatan sistem memiliki daya ramal akan keberhasilan suatu proses, artinya apabila seluruh komponen yang membentuk sistem bekerja sesuai dengan fungsinya, maka dapat dipastikan tujuan yang telah ditentukan akan tercapai secara optimal sebaliknya, jika komponen-komponen yang membentuk sistem tidak dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, maka pergerakan sistem akan terganggu, yang berarti akan menghambat pencapaian tujuan.
Kemudian, mengapa pembelajaran dikatakan sebagai suatu sistem ?. karena pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan yakni membelajarkan siswa. Proses pembelajaran itu merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai komponen sehingga setiap pendidik harus memahami sistem pembelajaran melalui pemahaman tersebut, minimal setiap guru akan memahami tentang tujuan pembelajaran dan hasil yang diharapkan.
Menurut Supardi Suryana ( 2017 ) Sistem bermanfaat untuk merancang / merencanakan suatu proses pembelajaran. Perencanaan adalah proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan. Oleh sebab itu proses perencanaan yang sistematis dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa keuntungan diantaranya sebagai berikut:
- Melalui sistem perencanaan yang matang guru akan terhindar dari keberhasila secara untung-untungan. Sistem memiliki peran yang kuat dalam keberhasilan suatu proses pembelajaran karena memang perencanaan disusun untuk mencapai hasil yang optimal.
- Melalui sistem perencanaan yang sistematis, setiap guru dapat menggambarkan berbagai hambatan yang mungkin akan dihadapi. Sehingga dapat menentukan berbagai strategi yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
- Melalui sistem perencanaan, guru dapat menentukan berbagai langkah dalam memanfaatkan berbagai sumber dan fasilitas yang ada untuk ketercapaian tujuan.
B. Kolaborasi dan Komponen Sistem Pembelajaran
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Namun demikian, kita akan sulit melihat bagaimana proses terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang, karena perubahan tingkah laku berhubungan dengan perubahan sistem syaraf dan perubahan energi yang sulit dilihat dan diraba. Oleh sebab itu terjadinya proses perubahan tingkah laku merupakan suatu misteri atau para ahli psikologi menamakannya sebagai kotak hitam ( Black Box ), walaupun kita tidak dapat melihat proses terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang, tapi setidaknya kita bisa menentukan apakah seseorang telah belajar / belum, yaitu dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
Menurut Ahyatnoor ( 2015 ) Komponen-komponen sistem pembelajaran ada 5, yaitu :
- Tujuan, tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pembelajaran. Mau dibawa ke mana siswa, apa yang harus dimiliki oleh siswa. Semuanya tergantung pada tujuan yang ingin dicapai.
- Isi/materi pelajaran merupakan komponen kedua dalam sistem pembelajaran.).
- Strategi / metode adalah komponen yang juga mempunyai fungsi yang sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan.
- Alat dan sumber, walaupun fungsinya sebagai alat bantu, tetapi memiliki peran yang tidak kalah pentingnya dengan komponen-komponen yang lain.
- Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam sistem proses pembelajaran. Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kineijanya dalam pengelolaan pembelajaran, melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen sistem pembelajaran.
C. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Sistem dan Kolaborasi Pembelajaran
- Faktor Guru
Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa adanya guru bagaimana pun bagus dan idealnya suatu strategi jika tanpa adanya guru, strategi tersebut tidak dapat di implikasikan, karena guru merupakan suatu pekerjaan profesional, sehingga jabatan ini memerlukan suatu keahlian khusus yang menuntut seorang guru menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran serta ilmu-ilmu lainnya, dengan harapan akan dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik secara otomatis akan mampu menghasilkan output yang baik pula.
- Faktor Siswa
Seperti halnya guru, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi aspek latar belakang siswa yang menurut Dunkin disebut Pupil Formative experience serta faktor sifat yang dimiliki siswa (Pupil Properties).
Aspek latar belakang meliputi jenis kelamin siswa, tempat kelahiran, tempat tinggal siswa, tingkat sosial ekonomi siswa, dari keluarga yang bagaimana siswa berasal dan lain-lain, sedangkan dilihar dari sifat yang dimiliki siswa meliputi kemampuan dasar pengetahuan dan sikap. Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda yang dapat dikelompokan pada siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Siswa yang termasuk berkemampuan tinggi biasanya ditunjukan oleh motivasi tinggi dalam belajar, perhatian dan keseriusan dalam mengikuti pelajaran dan lain-lain. Sebaliknya siswa yang tergolong pada kemampuan rendah ditandai dengan kurangnya motivasi belajar, tidak adanya keseriusan dalam mengikuti pelajaran, termasuk menyelesaikan tugas dan lain sebagainya.
Sikap dan penampilan siswa di dalam kelas juga bisa mempengaruhi proses pembelajaran, ada kalanya ditemukan siswa yang sangat aktif dan ada juga siswa yang pendiam, tidak sedikit juga ditemukan siswa yang memiliki motivasi rendah dalam belajar. Semua itu akan mempengaruhi proses pembelajaran di dalam kelas. Sebab, bagaimanapun faktor siswa dan guru merupakan faktor yang sangat menentukan dalam interaksi pembelajaran.
3. Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pembelajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana adalah fasilitas yang tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan / pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sekaligus lapangan olahraga.
4. Faktor Lingkungan
Ada 2 faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, yakni:
- Faktor organisasi kelas, yang didalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas merupakan aspek penting yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran. Organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
- Faktor iklim sosial-psikologis. Maksudnya keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Iklim sosial ini dapat terjadi secara internal / eksternal. Secara internal yang ditunjukan oleh kerja sama antar guru, saling menghargai dan saling membantu, maka mungkin iklim belajar menjadi sejuk dan tenang. Sehingga akan berdampak pada motivasi belajar siswa. Sebaliknya manakala hubungan tidak harmonis, iklim belajar akan mempengaruhi psikologis siswa dalam belajar.
D. Pengertian Motivasi
Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang disebut motivasi belajar, maka berikut ini penulis kemukakan beberapa definisi/bantuan dari beberapa ahli.
Menurut Dedi Mulyana ( 2016 ) memberikan definisi motivasi belajar sebagai berikut: “Motivasi belajar yaitu berbagai usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam proses perkembangannya yang meliputi maksud tekat, hasrat, kemauan, kehendak, cita-cita dan sebagainya untuk mencapai tujuan”.
Kolaborasi dan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang mampu menimbulkan kesemangatan / kegairahan belajar.
Sedangkan menurut Drs. Amir Dien Indra Kusuma dalam bukunya Pengantar Ilmu pendidikan, dikatakan sebagai berikut:
“Motivasi belajar ialah kekuatan-kekuatan atau tenaga-tenaga yang dapat memberikan dorongan kepada kegiatan belajar murid”.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka motivasi belajar adalah dorongan atau hasrat kemauan untuk melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan.
Dengan adanya dorongan di atas, maka motivasi belajar erat kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai, maka keadaan yang menyebabkan timbulnya belajar mereka, sehingga adanya tujuan-tujuan baru yang akan dicapai lagi. Timbulnya kegiatan belajar biasanya didorong oleh suatu atau beberapa keinginan, hasrat, kemauan atau kebutuhan. Dengan demikian tampaklah betapa pentingnya motivasi belajar di dalam diri setiap murid.
Dalam melakukan aktivitas, seseorang didorong oleh adanya faktor-faktor kebutuhan biologis, instink, unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia. Sebenarnya semua faktor-faktor itu tidak dapat dipisahkan dari soal kebutuhan, kebutuhan dalam arti luas, baik kebutuhan yang bersifat biologis maupun psikolois.Menurut Morgan yang ditulis kembali oleh S. Nasution, dikatakan bahwa manusia itu memiliki berbagai kebutuhan.
Kebutuhan-kebutuhan itu dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kebutuhan untuk Berbuat Sesuatu Aktivitas.
Hal ini bagi anak sangat penting, karena perbuatan sendiri itu mengandung suatu kegembiraan baginya.Sesuai dengan konsep ini, maka bagi orang tua yang memaksa anak untuk diam di rumah saja, adalah bertentangan dengan hakekat anak. Aktivies in if celf is a puasuse. Hal ini dapat dihubungkan dengan suatu kegiatan belajar bahwa pekerjaan atau belajar itu akan berhasil kalau disertai dengan rasa gembira.
2. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain.
Banyak orang yang dalam kehidupannya memiliki motivasi untuk banyak berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain.
3. Kebutuhan untuk mencapai hasil
Suatu pekeijaan atau kegiatan belajar ini akan berhasil baik, kalau disertai dengan “pujian” Aspek “pujian” ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja dan belajar dengan giat.
4. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan
Suatu kesulitan atau hambatan, mungkin cacat, mungkin akan menimbulkan rasa rendah diri, tetapi hal ini menjadi dorongan untuk mencari konpensasi dengan usaha yang tekun dan luar biasa sehingga tercapai kelebihan atau keunggulan dalam bidang tertentu. Sikap anak terhadap kesulitan atau hambatan ini banyak bergantung pada keadaan dan sikap lingkungan. Sehubngan dengan ini maka peranan motivasi sangat penting dalam upaya menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang lebih kondusif bagi mereka untuk berusaha mencapai keunggulan.
Kebutuhan manusia telah dijelaskan di atas senantiasa akan selalu berubah. Begitu juga motif, metode yang selalu berkait dengan kebutuhan tertentu akan berubah atau bersifat dinamis sesuai dengan keinginan dan perhatian manusia. Relevan dengan soal kebutuhan itu, maka timbullah teori tentang motivasi.
Tentang teori motivasi ini lahir dan awal perkembangannya ada di kalangan psikolog. Menurut ahli ilmu jiwa, dijelaskan bahwa dalam motivasi itu ada suatu hirarki, maksudnya motivasi itu ada tingkatan-tingkatannya, yakni dari bawah ke atas. Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu bergayut dengan soal kebutuhan, antara lain.
- Kebutuhan fisiologis
Seperti lapar, yakni rasa aman. Kebutuhan untuk istirahat, dan sebagainya.
- Kebutuhan akan keamanan, yakni rasa aman, kecemasan bebas dari rasa takut.
- Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa diterima dalam suatu masyarakat atau golongan (keluarga, sekolah, kelompok)
- Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan pribadi.
Disamping itu ada teori-teori yang perlu diketahui:
1. Teori Insting
Menurut teori ini tindakan sikap diri manusia diasumsikan seperti tingkah jenis animal / binatang. Tindakan manusia itu dikatakan selalu berkait dengan insting atau pembawaan. Dalam memberikan respon terhadap adanya kebutuhan seolah-olah tanpa dipelajari. Tokoh dari teori ini adalah Mc. Daugall.
2 Teori Fisiologis
Teori ini disebut “behaviour teories”. Menurut teori ini semua tindakan manusia itu berakar pada usaha pemenuhan kebutuhan dan untuk kepentingan fisik. Atau disebut sebagai kebutuhan primer.
3. Teori Psikoanalitik
Teori ini mirip dengan teori instink, tetapi telah ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia karena adanya unsur pribadi manusia, yakni id dan ego. Tokoh teori ini adalah Frued.
E. Ciri-Ciri Motivasi
Untuk melengkapi uraian mengenai makna dan teori tentang motivasi, perlu dikemukakan adanya beberapa cirri motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
- Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
- Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa.
- Lebih senang bekerja mandiri.
- Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang aktif)
- Dapat mempertahankan pendapatnya, (kalau sudah yakni akan sesuatu)
- Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
- Senang mencari dan memecahkan maasalah soal-soal.
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti seseorang itu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengeijakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik tidak terjebak pada sesuatu yang rutinitas dan mekanis. Siswa yang harus mempertahankan pendapatnya, kalau ia sudah yakin dan dipandangnya cukup rasional. Bahkan lebih lanjut siswa harus juga peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Hal-hal itu semua harus dipahami benar oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya dapat memberikan motivasi yang tepat dan optimal.
F. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka diperlukan adanya motivasi.Perlu ditekankan bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga fungsi motivasi:
- Mendorong manusia untuk berbuat.
- Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
- Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan.
Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi motivasi lain. Motivasi dapat juga sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
G. Bentuk-bentuk Motivasi dan Kolaborasi
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi. Dengan demikian bentuk-bentuk motivasi adalah sebagai berikut:
- Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
- Motif-motif bawaan, yaiktu motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi ini tanpa dipelajari.
- Motif-motif yang dipelajari, maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari.
- Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti refelks, instink, otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motif rohaniah, yaitu kemauan
1. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
- Motivasi intrinsik, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Karena diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki tujuan orang yang terididik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju yang ingin dicapai adalah belajar. Tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan. Kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi, memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol dan seremonial.
- Motivasi ekstrinsik, yaitu motif-motif yang aktif berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Sebab, kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
III. PENUTUP
- Simpulan
Sistem Adalah kumpulan beberapa komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain, sistem pembelajaran atau sistem belajar adalah kumpulan beberapa komponen-komponen pembelajaran dengan tujuan tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik dan benar.
Kolaborasi dan motivasi merupakan sebuah perasaan yang ada dalam diri manusia yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu, dan mencari jalan bersama untuk mencapai tujuan antar guru dan murid serta motivasi bisa berasal dari dalam diri manusia itu sendiri atau berasal dari luar dirinya. Adapun motivasi belajar ialah sesuatu yang membuat seseorang semangat dalam belajar baik disebabkan dengan mengharapkan nilai dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
http://imevshare.blogspot.co.id/2011/07/makalah-sistem-pembelajaran.html.Di unduh pada tanggal 6 April 2018
Dedi Mulyana. 2016 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta : Pustaka Belajar.
Ahyatnor. 2015 . Strategi Pembelajaran,, Surabaya : Kencana Prenada Group.
Dedang Setiawan. 2015. Komponen Pembelajaran di Sekolah. Uninus Bandung.
Sutarman Nugroho.2016. Motivasi Belajar Siswa. Uninus Bandung.