AL- FARUQ

AL- FARUQ

Oleh :

Yasir Arafat HZ

Adakalanya orang yang paling buruk

di masa silam akan menjadi paling baik

di masa depan

(Umar bin Khattab)

 

Umar bin Khattab lahir pada tahun 584 M di Mekkah. Nama lengkapnya Umar Bin Khattab bin Naufal bin Abdul Uzza. Ketika menginjak dewasa, Umar sering mengikuti lomba pacuan kuda. Keberaniannya membuat ia dijuluki Singa padang pasir.

Beliau adalah Khalifah yang berkuasa pada tahun 634 sampai 644. Digolongkan sebagai salah satu Khulafaur Rasyidin. Umar merupakan sahabat sekaligus mertua Nabi Muhammad saw., karena isteri Nabi bernama Hafshah adalah anak Umar. Beliau wafat dengan cara dibunuh saat menjadi imam salat subuh di Kota Madinah oleh Abu Lu’lu’ah (Fairuz), seorang budak yang fanatik dari Persia yang dendam dengannya. Subuh berdarah itu menelan 13 korban. Tujuh orang diantaranya meninggal dunia, termasuk Sang Khalifah.

Menurut sudut pandang kaum Sunni, Umar termasuk pemimpin hebat dan suri teladan yang baik dalam masalah keislaman. Beberapa hadits menyebutkan dirinya sebagai sahabat Nabi Muhammad paling utama setelah Abu Bakar. Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Rasululah saw., al Faruq yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Ia memilih disebut sebagai Amirul Mukminin, pemimpin orang-orang beriman. Hanya ia Khalifah yang menggunakan sebutan ini.

Sebelum masuk Islam, Umar merupakan orang yang sangat disegani dan dihormati oleh penduduk Mekkah. Mempunyai reputasi yang sangat baik sebagai ahli strategi perang dan seorang prajurit yang sangat tangguh pada setiap momen peperangan yang diikutinya.

Klimaks kebenciannya terhadap ajaran Islam, dengan memutuskan akan membunuh Nabi Muhammad saw. Namun saat dalam perjalanan ia bertemu dengan Nu’aim bin Abdullah yang mengabarkan bahwa saudari perempuannya telah memeluk Islam. Niat akan membunuh Nabi, dialihkannya ke rumah adiknya.

Diriwayatkan, Umar lalu mendatangi Fatimah adiknya yang sedang membaca al quran surah Thaha ayat 1-8. “ Thaha. Kami tidak menurunkan al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah. Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah). Yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi. Yaitu Tuhan yang Maha pemurah yang bersemayam di atas ‘arsy. Kepunyaan-Nya lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah. Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembuyi. Dialah Allah, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai al Asmaul Husna (nama-nama yang baik)”.

Mendengar lantunan ayat tersebut Umar semakin marah dan memukul kepala Fatimah hingga berdarah-darah. Namun kemudian Umar menjadi iba melihatnya, kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat. Seketika itu ia menjadi terguncang dan pada akhirnya masuk Islam pada usia 27 tahun.

Karen Armstrong seorang sejarawan Barat, memuji sikap Umar dan ketinggian sikap Islam dalam menaklukkan Yerusalem, yang belum pernah dilakukan oleh penguasa manapun sebelumnya. Dalam catatannya, Armstrong menulis, “ Umar juga mengekspresikan sikap ideal kasih sayang dari penganut (agama) monoteistik, dibandingkan dengan semua penakluk Yerusalem lainnya. Ia memimpin penaklukan yang sangat damai dan tanpa tetesan darah, yang kota itu belum pernah menyaksikannya sepanjang sejarahnya yang panjang dan sering tragis. Saat kaum Kristen menyerah, tidak ada pembunuhan di sana, tidak ada penghancuran properti, tidak ada pembakaran simbol-simbol agama lain, tidak ada pengusiran atau pengambilalihan, dan tidak ada usaha untuk memaksa penduduk Yerusalem memeluk Islam”.

Umar sebelum masuk Islam terkenal peminum berat. Sosok yang bengis, kejam dan tak berperikemanusiaan. Bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan, ia pernah mengubur hidup-hidup anak perempuannya lantaran malu. Tetapi kemudian cahaya Islam memenuhi rongga dadanya, sehingga mengubah 180 derajat sifat buruknya. Dan siapa yang menyangka, di kota Madinah al-Munawwarah dekat dengan Raudhah kuburnya bersanding dengan Abu Bakar dan Rasulullah saw., dua manusia yang sangat dicintai kaum muslimin dan muslimat dari dulu, sekarang dan di masa akan datang.