AT TAKWA HA HUNA

AT TAKWA HA HUNA

Oleh: Yasir Arafat HZ


Wa tazawwadu
fa inna khairazzadit takwa.
(Dan berbekallah kalian, karena
sebaik-baik bekal itu adalah takwa)
(al-Baqarah: 197)

Secara sederhana, arti takwa itu adalah mengerjakan dengan sungguh-sungguh apa yang diperintahkan oleh Allah swt., dan menjauhi sejauh-jauhnya apa yang dilarang oleh Allah swt.

Ada juga yang mengartikan, takwa itu cara hamba memelihara hubungan dengan Allah swt agar tidak terjerumus ke dalam hal yang dilarang-Nya dan melakukan segala perintah-Nya.

Sebagai manusia yang lemah, tentu tidak akan pernah luput dari kesalahan dan kekhilafan. Ada nafsu yang menindih diri. Ada iblis si penggoda sejati. Dua makhluk tersebut senantiasa membisikkan hasrat dan nafsu hewani, sehingga tidak jarang lupa diri dan melanggar titah Ilahi.

Jika takwa “tumbuh” dalam otak. Maka ia akan memikirkan hal-hal baik dan menepis segala hal yang tidak baik. 

Jika takwa “tumbuh” dalam hati. Maka ia akan banyak berdzikir dan mensyukuri apapun yang diterimanya dari Allah swt., entah itu anugerah atau musibah.

Jika takwa “tumbuh” dalam jiwa. Maka ia meminta kepada Allah swt., agar jiwanya selalu menuntun kepada keimanan dan keihsanan. 

Dan jika takwa “tumbuh” dalam raga. Maka ia maksimalkan raganya untuk berkhidmat untuk umat dan mengharap kepada Allah swt.,berkat dan rahmat.

Rasulullah saw., bersabda. “At Takwa Ha Huna” yang artinya “Takwa itu di sini (sambil menunjuk dada)”. 

Orang yang bertakwa tidak bisa dilihat karena ia urusan batin, tetapi aktivitas dalam seluruh sendi kehidupannya dapat dilihat secara zahir. [H.YASIR]