DYNAMIC SYSTEM” DALAM SEBUAH PELATIHAN

DYNAMIC SYSTEM” DALAM SEBUAH PELATIHAN

I.     Pendahuluan

   Secara umum dalam sebuah pelatihan dipersyaratkan system yang dinamis untuk menunjang proses pembelajaran lebih hidup dan bermakna. Dynamic system di samping dibutuhkan untuk menghidupan suasana juga sebagai motivasi untuk belajar bersama dan sukses bersama.

    Agar bisa terbangun system yang dinamis dan mampu memberikan motivasi dalam proses pembelajaran, setiap peserta pelatihan hendaknya mempunyai konsep kearah positif, mulai dari berpikir positif, membangun kesetaraan, spontanitas, dan berpartisipatif aktif. Namun yang lebih penting adalah dalam menjalani pelatihan tetap mempertahankan suasana menyenangkan sebagai dasar membangun kebersamaan.

    Ibarat sebuah taman bunga, keindahan akan terlihat saat masing-masing bunga menampakan warnanya beraneka ragam. Masing-masing tanaman memberikan kontiribusi terhadap keindahan itu sendiri. Inilah folosofi dynamic system dalam sebuah pelatihan. Pelatihan akan sangat hidup dan indah manakala masing-masing peserta pelatihan memberikan kontribusi yang diharapkan.

    Kontribusi yang diberikan oleh peserta pelatihan sangat tergantung narasumber. Narasumber memegang peranan penting dalam mengarahkan dan menentukan kemana maunya pelatihan ini berjalan. Tergantung narasumber pula untuk menghidupkan atau “mematikan” imajinasi peserta pelatihan. Beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk menghidupkan suasana saat pelatihan berlangsung diantaranya dengan memberikan hal-hal yang dapat memancing ‘emosi’ peserta agar mereka mampu memberikan pendapat atau hal-hal terkait topik yang kita bicarakan. Ibarat gelas yang berisi air. Peserta pelatihan adalah gelas yang sudah berisi. Peserta tentu berasal dari berbagai kalangan pengetahuan bahkan pada pelatihan tenaga teknis administrasi peserta pelatihan adalah orang-orang yang menjadi pejabat di unit kerjanya masing-masing tentu mempunyai pengalaman yang kaya dan penuh dengan kekayaan inletektual yang sudah diimplementasikan di masyarakat. Karenanya mereka harusnya diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk berkontribusi dalam kegiatan pelatihan, yang biasa diistilahnya dengan ‘sharring’ pengetahuan.

    Dynamic system diberikan diawal pelatihan dengan tujuan agar pelatihan berjalan ‘cair’ atau akrab antar peserta. Pada dasarnya peserta pelatihan yang didatangkan dari berbagai penjuru wilayah, bisa diindikasikan mereka belum saling mengenal satu sama lain. Di dalam materi dynamic system, mereka dijadikan dinamis karena dipastikan antara mereka sudah saling mengenal saat pembelajaran ini berlangsung. Dengan kondisi demikian pembelajaran inti lainnya akan mudah mereka sesuaikan. Mereka bisa saling berkomunikasi, bekerja sama, berdiskusi tentang hal-hal yang diberikan oleh narasumber. Sehingga tujuan pelatihan akan dapat diselesaikan dengan baik, dan yang lebih penting telah terjalin semangat kebersamaan antar peserta pelatihan sebagai modal dasar yang mengembangkan social interest di kalangan mereka yang bertujuan saling berbagi pengalaman demi kemajuan bersama.

II.     Permasalahan

    Permasalahan yang muncul dalam setiap pembelajaran dynamic system adalah belum dipahaminya makna atau filosofi yang dikandung dari sebuah pembelajaran dynamic system. Dalam mengajarkan atau memfasilitasi pembelajari dynamic system, narasumber dan peserta paling tidak diberikan pemahaman ap aitu dynamic system, tujuan dan pembelajaran sehingga mereka paham dan mau membuka diri seluas-luasnya terhadap keberadaan kawan-kawan sesame peserta pelatihan. Keberhasilan pembelajaran ini akan sangat menentukan keberhasilan penyampaian materi pelatihan berikutnya. Demikian juga sebaliknya.

III.    Pembahasan

    Dynamic system pertama  kali  dibangun  dan disusun oleh Jay W. Forrester dalam sebuah proyek di Massachussets Institute of Technology (MIT) pada tahun 1956. Sistem dinamis menggambarkan sebuah sistem yang selalu berubah sepanjang waktu secara terus  menerus.  Sebuah  model  untuk  membentuk suatu     management     flight     simulator,     dalam mempelajari  kompleksitas  dinamis,  juga  pola  dari variabel dan strukturnya sepanjang waktu.[1]

    Istilah dinamis hampir sama dengan time- evolution atau pattern of change. Sistem dinamis adalah sebuah model dalam ilmu matematika. Biasanya digunakan dalam menganalisis konsep engineering disciplines, sepertielectrical, mechanical, civil, danchemicalengineering daberkembanuntuk menganalisis berbagai model pendekatan dalam studiekonomi,demografi,dansosial.Namunbanyak sistem dinamis dapat dipahami dan dianalisis secara intuitif, tanpa menggunakan matematika dan tanpa pengembangan teori dinamika umum (lihat lebih lanjut Luenberger, 1979; Richardson & Pugh, 1981; Rowell& Wormley, 1997). Hampir semuafenomena yang diamati dalam kehidupan kita sehari-hari atau dalam penelitian ilmiah memiliki aspek dinamis yang penting. Dalam kegiatan pelatihan konsep dynamic system ini dimaknai dengan dinamika organisasi selama pelatihan. Aktivitas yang berlangsung selama pelatihan dan pemaknaan akan riuh pikuknya peserta selama memberikan argument sesuai materi pelatihan. Untuk lebih memahami makna kegiatan ini, perlu dipahami apa saja komponen pendukungnya.

Komponen dynamic system dalam sebuah pelatihan, diantaranya adalah mengenal diri sendiri, mengenal orang lain, membangun kolaborasi, dan membentuk organisasi pelatihan.

    Dalam mengenal diri diperlukan improvisasi  untuk merangsang daya lekat antar sesama peserta pelatihan. Improvisasi tersebut bisa diawali dengan filosofi air, untuk mengarahkan kepada pengenalan diri secara hakiki. Berbagai pendapat akan menghidupan suasana pelatihan tentang apa fungsi air, apa filosofi air dalam gelas, dan bagaimana sifat-sifat air. Pada hakikatnya air merupakan sumber kehidupan. Dimanapun dia berada penuh manfaat. Di dalam tubuh air sebagai “pelayan” mengantarkan segala kebutuhan organ tubuh. 80 % tubuh manusia terdiri atas air. Di alam semesta air menghidupkan organisme alam. pada dasarnya tidak ada kehidupan tanpa air. Sebagai pelayan sebagaimana air ASN paling tidak menjadikan dirinya menghidupan masyarakat, menumbuhkembangkan potensi masyarakat dengan cara memberikan pelayanan yang terbaik.

Tahapan kolaborasi yang dibangun melalui beberapa tahapan:

  1. Saling mengenal satu sama lain
  2. Saling memahami tugas dan tujuan Bersama
  3. Saling support untuk mencapai tujuan Bersama

    Proses perkenalan dapat dilakukan melalui cara masing-masing memperkenalkan diri. Pada umumnya sebatas menyebutkan nama, unit kerja, bisa juga ditambah dengan status perkawinan untuk melengkapi daya kembang komunikasi. Untuk memberikan pemahaman tentang tugas dan tujuan Bersama diperlukan mengenal keadaan orang lain. Dalam mengenal orang lain diperlukan komitmen Bersama untuk saling menghargai dari berbagai aspek, seperti agama dan pekerjaan. Dalam upaya pengenalan diri ada baiknya beberapa pertanyaan seputar diri seperti siaa saya, apa kelebihan dan kekurangan saya, dan sebagainya. Dari mengelaborasi siapa saya dan kekurangan saya akan tergambar bahwa kita sesungguhnya hanyalah seorang manusia yang diciptakan oleh Allah tanpa bisa memilih dengan tujuan hanya untuk beribadah kepadanya dan setiap pekerjaannya bernilai ibadah disisinya. Kelebihan dan kekurangan sebagai bagian mengenal jati diri.

    Mengenal orang lain sangat diperlukan agar dapat bekerja sama secara efektif, agar dapat menjalin relasi yang baik dan agar dapat membentuk kelompok yang dinamis. Karenanya dalam kegiatan pelatihan peran materi dynamic system ini menjadi sesuai yang sangat penting, paling tidak untuk mencairkan suasana sehingga tujuan pembelajaran bisa berjalan efektif.

   Di bagian akhir pelaksanaan pelatihan dynamic system, dibentuk organisasi pelatihan. Organisasi pelatihan ini berisi formasi yaitu ketua, sekretaris, dan bendahara (jika diperlukan). Kepada mereka terpilih ini bisa saja melengkapi organisasinya untuk membantu mekanisme kerja yang akan ditentukan. Salah satu tugas utamanya antara lain membentuk komitmen selama pelatihan berlangsung.

    Dynamic system yang dipaparkan dalam tulisan ini, bisa saja berorientasi dan bermakna lebih dari sekedar yang ada dalam kajian ini. Tulisan ini hanya sekedar memberikan informasi tentang dynamic system yang dalam kebiasaan pelaksanaan pelatihan disebut dengan BLC (Building Learning Commitment).

 

IV.    Simpulan

    Sebagaimana paparan sederhana di atas dapat ditarik simpulan bahwa, dynamic system dalam sebuah pelatihan merupakan awal pembuka pelatihan, berorientasi pada membentuk dinamika pelatihan. Berawal dari mengenalkan diri sendiri, kemudian dilanjutkan dengan saling mengenal. Mengenal diri sendiri diarahkan kepada pemahaman tentang diri dan hakikat diri sendiri, lebih pada filosofis kehidupan bahwa hidup adalah dalam skenario Allah. Pemahaman ini akan memberikan arah kepada kita bahwa mengenal diri itu pada hakikatnya sama dengan mengenal orang lain. Karena kita sadar bahwa diri kita dan orang lain pada hakikatnya diciptakan dengan tujuan yang sama.

    Selanjutnya melakukan kolaborasi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kolaborasi ini, biasanya tertuang dalam bentuk statement atau pernyataan tentang apa yang disepakati selama pelatihan berlangsung. Biasanya berisi tentang kesepakatan dalam bentuk tata tertib bersama. Untuk mencapai itu semua diperlukan organisasi pelatihan sebagai komando menyusun rencana yang akan dijadikan tata tertib.

 

V.    Daftar bacaan

  • Emilia, O.,dkk. 2000. Panduan Pelaksanaan Latihan Dinamika Kelompok. Yogyakarta: Tim Pelaksana Inovasi Pendidikan FK UGM
  • Goldberg, A.A., Carl E. Larson, 1985, Kelompok Komunikasi: Proses-proses diskusi dan penerapannya (penterjemah : Koesddarini S, Gary R. Yusuf), Edisi I, Cetakan I, Jakarta, Penerbit Universitas Indonesia (UI Press)
  • Kozier, B., et al. 1997. Professional Nursing Practice: Concepts and Perspective.3rd edition. California: Addison Wesley Longman
  • Lesmana Rian Andhika, 2019., Model Sistem Dinamis: Simulasi Formulasi Kebijakan Publik (Dynamic System Model: Simulation Method in Formulation Public Policy), Universitas Pajajaran.
  • Maddux, R.B., 1999, Pengembangan Tim: Latihan dalam Kepemimpinan, (alih bahasa: Budi), Binarupa Aksara
  • Ratna, Sri, dan Sri Murtini, 2006, Dinamika Kelompok, bahan Ajar Diklat Prajabatan Golongan III (Edisi Revisi II), Jakarta, LAN
  • Santosa, S. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta: PT Bumi Aksara

 

 

[1] Lesmana Rian Andhika, MODEL SISTEM DINAMIS: SIMULASI FORMULASI KEBIJAKAN PUBLIK (Dynamic System Model: Simulation Method in Formulation Public Policy), Universitas Pajajaran, 2019.