DZURRIYATAN THOYYIBAH

DZURRIYATAN THOYYIBAH

Ajarkan lah al Quran kepada anak-anakmu

maka al Quran akan mengajarkan segalanya kepada mereka

(Dr. Bilal Philips)

 

   Anak adalah amanah Allah swt., yang dititipkan kepada orang tua. Oleh karena itu, orang tua harus menjaga, merawat dan mendidik serta menanamkan nilai-nilai agama sejak dini. Dengan demikian anak akan tumbuh menjadi anak soleh dan solehah yang kelak akan menjadi perantara  bagi orang tua untuk masuk surga.

   Memiliki anak merupakan keinginan dan harapan setiap orang tua. Anak adalah bukti cinta kasih kedua orang tua, belahan hati, dan pelengkap kebahagiaan dalam rumah tangga. Anak dapat menjadi “investasi” dunia akhirat, sekaligus penjaga dan pelindung orang tua ketika mereka memasuki masa lansia.

   Kedudukan anak sangat penting, baik untuk orang tuanya sendiri, masyarakat maupun bangsa secara keseluruhan. Begitu pentingnya masalah anak, sehingga berkali-kali disebutkan di dalam al Quran dan hadits.

   Simaklah kegelisahan Nabi Zakaria yang diabadikan di surah Maryam, ayat 4-6, ”Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah penuh uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Ya’kub dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai”.

Anak berpotensi menyandang status yang berlawanan: membahagiakan dan mencelakakan. Anak sebagaimana anugerah Allah swt., lainnya, tergantung kepada penerima anugerah tersebut. Dapat menghantarkannya kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia akhirat, juga sebaliknya dapat menjerumuskan dan membuatnya sengsara di dunia juga akhirat.

   Menurut Euis Daryati, Lc.,MA, berkaitan dengan eksistensi anak, al Quran menyebutnya dengan beberapa istilah yang sebagian memiliki konotasi positif dan negatif. (1) Anak sebagai penyejuk hati dan penenang jiwa (QS.Al Furqon ayat:74). Jika orang tua dapat menjaga, merawat dan mendidiknya dengan benar maka anak tersebut akan menjadi penenang jiwa dan penyejuk hatinya. (2) Anak sebagai dzurriyah (penerus keturunan) (QS. Ali Imran:38). Setiap orang tua pasti menginginkan keturunan, agar dapat meneruskan hidup dan mewarisi segala hal dalam  keluarganya. (3) Anak sebagai musuh dan melalaikan dari mengingat Allah swt (QS. At Taghabun:14). Berdasarkan ayat tersebut, anak dapat menjadi musuh dan  melalaikan orang tuanya untuk ingat kepada Allah swt. (4) Anak sebagai fitnah (QS. At Taghabun:15). Anak sebagai fitnah atau cobaan dapat dipahami bahwa posisi anak dapat membuat bahagia ketika mereka berbakti dan menjadi musibah (fitnah) apabila tidak berbakti. (5) Anak sebagai perhiasan dunia ( QS.Al Kahfi:46). Allah swt., telah menjadikan semua yang ada di muka bumi ini sebagai perhiasan dalam kehidupan, termasuk harta dan anak-anak.

   Orang tua patut berbahagia dan bersyukur jika memiliki anak-anak penjaga al Quran, para hafidz dan hafidzah. Merekalah yang akan memakaikan mahkota terindah kepada orang tuanya di surga kelak. Merekalah dzurriyatan thoyyibah, yaitu anak-anak yang basthathan fil ‘ilmi wal jism (berpengetahuan dan sehat jasmani-rohani). Anak-anak yang memiliki sifat sabar, santun dan baik hati. Anak-anak yang menjadi pendingin mata, penyejuk jiwa dan pelipur lara.