Hidup Hanya Sekali Hiduplah Yang Berarti

Hidup Hanya Sekali Hiduplah Yang Berarti

Hal jaza ul ihsani, illal ihsan

“Tidak ada balasan kebaikan, kecuali kebaikan (pula)”.

(QS. Ar Rahman: 60)

 

Jangan biarkan hati kita gundahgulana, meski hal yang kita alami saat ini  sangat menyesakkan dada. Karena sungguh Allah swt telah menetapkan semuanya terjadi hanya demi kebaikan hidup kita.

Percaya saja pada Allah swt sepenuhnya. Jangan beri ruang hati untuk ragu apalagi mengutukinya. Tunggulah kejutan indah luar biasa dari-Nya. Saat kita yakin bahwa takdir tidak akan pernah tertukar, maka hati akan terasa tenang. Hidup tidak hanya sebatas untung dan rugi. Ada tiga hal yang tidak boleh hilang dalam perjuangan hidup ini. Doa, sabar dan ikhlas.

Terasa waktu bergerak begitu cepat. Waktu adalah bagian dari setiap orang yang tidak bisa diambil dan diputar kembali. Ia berulang tapi tak pernah sama. Waktu adalah satu-satunya hal yang paling berharga, karena dengan memiliki waktu sama saja dengan memiliki kesempatan untuk menciptakan hidup lebih berkah, faedah dan maslahah.

Dulu menjadi anak kecil, remaja dan dewasa. Sekarang sudah punya tanggung jawab dan keluarga. Kelak semua akan menyejarah, menjadi bagian dalam sejarah masing-masing kita. Semoga dapat menorehkan sejarah yang penuh dengan kebaikan dan keteladanan. Yang lulus akan meningkat martabatnya di sisi Allah swt. Yang gagal akan terpuruk. Yang menentukan adalah cara kita menghadapinya. Semoga akhir dari cerita hidup kita adalah husnul khotimah dan semoga akhir dari persinggahan kita adalah jannah. Aamiin.

Kata Imam Al-Ghazali, orientasi hidup yang bertumpu pada materi dan dunia hanya akan mendapatkan mata ‘al ghurur (kesenangan semu). Sumber kesenangan semu itu antara lain; profesi,kekayaan, atau  jabatan.Bagi yang ingin mendapatkan sakinah an- nafsi (ketenangan diri) maka ia harus dapat membangun orientasi hidupnya untuk taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah) melalui proses berjenjang dimulai dari; tobat,zuhud,sabar,dan diakhiri dengan ma’rifah.

Itu sebabnya, para ahli tasawwuf sering merintih dalam doa-doa mereka yang panjang. “Ya Robbi. Ya Ilahi…hamba-Mu yang lemah ini, tidak sedih apabila ada keinginan yang tidak  Engkau  kabulkan. Namun,ampuni hamba, apabila ada anugerah-Mu yang lalai disyukuri. Ya Allah,Ya Hafidz… kami berlindung kepada-Mu menjadi mulia dimata manusia, tetapi hina dalam pandangan-Mu”.

 

Marilah kita membahagiakan orang lain. Allah swt pasti akan memberi kita “rezeki” berupa orang lain yang akan membahagiakan kita.

Berusahalah untuk selalu memberi, karena setiap kali kita memberi, maka kita akan menerima tanpa meminta sekalipun.

Semakin banyak memberi

Semakin banyak menerima

 

Alangkah eloknya hidup ini

Jika kita tidak dapat memberi keuntungan, jangan merugikan

Jika kita tidak dapat menyenangkan, jangan menyusahkan

Jika kita tidak dapat memuji, jangan mencaci

 

Yasir Arafat HZ