Iblis

Iblis

Iblis selalu menggoda manusia agar berbuat ingkar

Jika gagal, ia akan menjerumuskan manusia merasa paling suci dan benar

(al-Mahfudzat)

Penolakan iblis terhadap perintah Allah swt., untuk bersujud kepada Nabi Adam as merupakan peristiwa hukum pertama yang membuat aktivitas dunia dimulai. Penolakan iblis menjadi awal kompleksitasnya kehidupan dunia karena melanggar hukum atau perintah Allah swt.

Setelah diusir dari surga, iblis bersumpah yang diabadikan dalam al Quran bahwa ia akan menyesatkan semua anak cucu Adam. Sakit hati dan dendam lantaran  dikeluarkan dari surga disebabkan Nabi Adam as. Iblis menjawab, “karena engkau telah menghukumku tersesat, maka aku benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur”. (Al-A’raf:16-17)

Iblis merupakan julukan nenek moyang bangsa jin, yang memiliki nama asli Azazil. Ia makhluk pertama yang membangkang perintah Allah untuk bersujud di depan Adam as.  Di dalam hadits Shahih Muslim diriwayatkan, iblis sekarang berada di tengah lautan (air) yang dikelilingi oleh beberapa ular. Dari sanalah ia mengendalikan seluruh aktivitas penyesatan terhadap umat manusia. Markas besar iblis berada di tengah-tengah samudera, mereka memilih lautan karena luasnya yang mencapai tiga perempat dari luas bumi. Iblis membangun kerajaannya di lautan dengan tujuan ingin menandingi arasy (singgasana) Allah yang berada di atas air di langit ke tujuh.

Iblis adalah jin atau makhluk dari bangsa jin yang tercipta dari api. Iblis mempunyai keturunan atau tentara, yang biasa dikenal dengan nama setan. Dalam kamus Al Munawwir, setan berarti yang keji, yang jahat, atau jauh dari kebenaran.

Bagaimana pandangan agama-agama di dunia tentang iblis? Masing-masing agama punya nama tersendiri tentang iblis, tetapi umumnya ada  kesamaan yang menyatakan bahwa iblis adalah makhluk jahat yang suka menggoda dan menyesatkan umat manusia.

Menurut ajaran Islam, kata setan pada dasarnya memiliki arti sebagai kata sifat yang digunakan kepada makhluk dari golongan jin, manusia dan hewan. Surah al-An’am ayat 112 menyatakan,” ..dan demikian Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan  (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).

Lalu siapa saja yang tidak dapat digoda iblis?

Sebenarnya iblis atau tentaranya tidak mempunyai kekuatan di hadapan orang beriman. Mereka tak akan mampu menguasai dan memperdaya orang-orang yang senantiasa  terhubung dengan Allah dan berpegang teguh dengan Kitab-Nya dan Sunnah Nabi Muhammad saw. Sebagaimana pernyataan iblis dalam al Quran (al-Hijir: 40) “…. Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka”.

Pada ayat tersebut terkuak sosok manusia yang tak terkalahkan oleh setan. Tak salah dan tak lain adalah orang yang ikhlas yang terus terhubung hatinya kepada Allah. Ayat tersebut merupakan pengakuan jujur dari iblis yang memang tak mampu mengalahkan dan menyesatkan orang-orang yang ikhlas. Ikhlas ialah menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam segala bentuk ketaatan atau mengabaikan pandangan makhluk dengan cara selalu berkonsentrasi kepada al-Khaliq.

Dengan demikian manusia yang sudah sampai dalam takaran “mukhlis” , maka iblis sudah menyerah dan tidak bisa lagi berhasil mengalahkan dan mengganggunya karena manusia tersebut langsung di- back up oleh Allah swt.

 

Yasir Arafat HZ