KESEHATAN SPIRITUAL
Guru spiritual saya adalah realitas
dan guru realitas saya adalah spiritualitas
(Abdurrahman Wahid -Gusdur-)
Anda pasti sudah baca buku “Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power” karya Ary Ginanjar Agustian, atau buku “Tuhan Dalam Otak Manusia” tulisan Taufiq Pasiak. Dua buah buku yang membahas tentang betapa pentingnya kecerdasan dan kesehatan spiritual. Mengapa penting? Sebab banyak orang menyepelekan peran kecerdasan dan kesehatan spiritual. Meski tak sejelas kesehatan fisik, kecerdasan dan kesehatan spiritual memainkan peran kunci di dalam hidup Anda. Di antaranya akan mempengaruhi keputusan harian, baik keputusan besar atau kecil.
Pasha Nandaka dan Clara Moningka dalam tulisannya menjelaskan tentang spiritualitas yang memiliki dua komponen, yaitu vertikal dan horizontal. Komponen vertikal dalam spiritualitas adalah hasrat untuk melempaui self-esteem (ego/harga diri). Komponen vertikal ini bisa berkaitan dengan Tuhan, jiwa, alam semesta, kekuatan tertinggi atau sesuatu lainnya. Sedangkan komponen horizontal dalam spiritualitas adalah hasrat untuk melayani orang lain dan bumi. Komponen horizontal ini ditunjukkan dengan bagaimana seseorang berusaha untuk membuat perbedaan melalui tindakannya. Komponen horizontal ini lebih kepada perwujudan sesuatu yang dapat dilihat.
Jika tidak ada nilai spiritualitas dalam diri setiap individu, maka era modern yang diidentikkan dengan serba digital, akan membuat manusia “menuhankan” kekuatan materi yang didukung sains dan teknologi dengan mengandalkan kekuatan pancaindera dan akal pikiran. Mereka memandang seluruh kebutuhan hidupnya dapat diatasi oleh materi, sains, dan teknologi. Benarkah demikian?
Anggapan tersebut keliru. Coba perhatikan disekeliling kita, terjadi dekadensi moral, konflik berbau SARA, kerusakan lingkungan, darurat narkoba, praktik KKN semakin merajalela dan maraknya prostitusi online. Selain itu, kehidupan yang bergelimang dengan materi ternyata membuat orang kesepian , berkepribadian ganda (munafik), kehidupan yang rapuh,cemas, galau, gamang, dan stress yang dalam bahasa al quran, di sebut dengan “ma’isatan dongka”
Para pakar spiritual menyatakan bahwa spiritualitas berhubungan erat dengan kesehatan karena pada dasarnya tubuh, pikiran dan jiwa saling berhubungan. Kesehatan pada satu aspek akan berdampak pada aspek kesehatan yang lainnya. Pemikiran positif dan kekuatan yang ditemukan manusia dari agama turut berkontribusi terhadap kesembuhan dan kesehatan manusia.
Saya kutip pendapat dr. Alia Rahmah tentang kesehatan spiritual yang menurutnya mencakup: mental yang sehat, ketenangan hati, pikiran atau perasaan dari rasa cemas, was-was dan ketakutan yang berlebihan. Kesehatan spiritual juga mencakup bersihnya hati dari penyakit dengki, sombong, keinginan untuk memperkaya diri dengan cara yang tidak halal. Elemen kesehatan spiritual lain yang paling penting yaitu dekatnya individu dengan Sang penciptanya melalui rutinitas ibadah ritual keagamaan. Untuk mencapai itu semua maka pendekatan ruhani dengan mengedepankan nilai-nilai spiritualitas keagamaan menjadi hal yang sangat penting.
Menyehatkan spiritual dilakukan dengan cara menyehatkan pikiran dan hati dari keinginan-keinginan yang tidak di sukai Allah. Dan berusaha sekuat tenaga untuk meluruskan pikiran dan hati dari keinginan duniawi yang tak pernah habis-habisnya.