MEMBENTUK KEPEMIMPINAN PEMBELAJAR
  • [web-admin | BDK Banjarmasin]
  • 7 Juli 2023
  • 468x Dilihat
  • Artikel Ilmiah

MEMBENTUK KEPEMIMPINAN PEMBELAJAR

(SUMMARY MATA PELATIHAN KEPEMIMPINAN PEMBELAJAR PKN II, AGENDA 2)

Oleh : Surya Subur


Pengantar

Organisasi pembelajaran menurut Hary Supriyadi dalam Modul Organisasi Pembelajaran (learning organization), LAN 2021. Merupakan organisasi yang dinamis yang senantiasa berusaha memperbaiki diri anggotanya untuk menghadapi tantangan birokrasi yang semakin kompleks. Peran pemimpin menjadi sangat penting untuk mendorong proses pembelajaran ini. Organisasi yang baik adalah organisasi yang tetap bisa eksis dalam keadaan apa pun, bahkan bisa lebih meningkat. Summary ini memuat pemikiran-pemikiran strategis yang dituangkan di dalam modul sebagai bekal pengayaan untuk melakukan internalisasi dan penguatan bagi calon Pemimpin Nasional di masa depan.

Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah bagaimana me-redisain gaya kepemimpinan  pola manajemen lama yang sebagian masih melekat dalam diri pemimpin, sementara yang dihadapi adalah generasi baru (milenial) semakin dinamis? Apakah melalui pembudayaan learning organization bisa mengangkat performa organisasi secara terus menerus? Inilah kajian spesifik  melalui modul dalam summary kali ini.

Pembahasan

1. Konsep Organisasi Pembelajaran

Upaya melakukan transformasi pengetahuan, keterampilan, sikap dan karakter lainnya yang sesuai dengan kondisi saat ini bisa dilakukan dengan mengubah paradigma lama ke dalam tatanan baru. Prosesnya tentu saja melalui pembelajaran. Jika ini sebuah organisasi yang diinginkan untuk terus berkembang maka disebut sebagai organisasi pembelajar. Artinya upaya untuk selalu menjadikan organisasi dinamis untuk mencapai kesuksesan.

Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II, mendesain sebuah pembelajaran yang khusus membekali peserta agar menjadi pemimpin nasional yang diharapkan. Khusus organisasi pembelajar ini berada pada agenda 2, beriringan dengan 2 (dua) mata pelatihan) lainnya, yaitu kepemimpinan digital dan kepemimpinan kewirausahaan. Ini artinya pemerintah serius untuk melakukan perubahan dari semua aspek termasuk organisasi pemerintah.

Apa itu organisasi pembelajaran? Dalam Modul Organisasi Pembelajaran (LAN, 2021) disebutkan organisasi pembelajaran adalah  sebagai organisasi yang terampil dalam menciptakan, memperoleh, dan mentransfer pengetahuan, serta melakukan modifikasi perilakunya sejalan dengan pengetahuan dan wawasan yang didapatkannya (Garvin, 1993).  

Organisasi pembelajaran ini menjadi penting karena berhubungan dengan perubahan perilaku yang sejalan dengan pengetahuan dan wawasan yang didapatkannya. Pada hakikatnya akan terjadi pembaharuan yang terus-menerus untuk kebaikan organisasi. Ada beberapa alasan yang dikemukakan ahli mengapa organisasi pembelajaran ini diperlukan, salah satunya dikemukakan oleh  Serrat (2009), yaitu: (1) untuk mendapatkan  pandangan luas tentang solusi- solusi atas isu-isu organisasi; (2)  untuk mengurangi kesalahan yang sama; (3) untuk memperjelas apa yang menjadi visi, tujuan, nilai-nilai dan perilaku organisasi; (4) untuk memenuhi tuntutan pemangku kepentingan; (5) untuk memahami lebih mendalam tentang risiko dan keberagaman; (6) untuk kepentingan hubungan dengan pelanggan; (7) untuk mempertemukan kepentingan efektivitas jangka panjang dengan efisiensi jangka pendek; (8) untuk memperluas cakrawala tentang siapa kita dan akan bisa menjadi seperti apakah kita; (9) untuk kepentingan inovasi; (10) untuk kebebasan dan independensi; (11) untuk membangun komitmen dan semangat karyawan; (12) untuk meningkatkan kemampuan mengelola perubahan; (13) untuk menjalin hubungan dengan masyarakat; (14) untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya saling ketergantungan; (15) untuk kepentingan keunggulan kinerja dan keunggulan kompetitif organisasi; (16) serta untuk mencegah kemerosotan  organisasi.

Untuk lebih memahami apa itu organisasi pembelajaran, kita perlu mengenali unsur-unsur apa saja yang ada dalam organisasi pembelajar. Beberapa ahli memiliki pandangan yang searah dengan ungkapan yang berbeda. Salah satunya kita kemukakan pendapat Senge (1994) menawarkan pemikiran adanya lima unsur pembangun organisasi pembelajar. Kelima unsur tersebut adalah  personal  mastery, mental  model,  shared  vision,  team learning, dan system thinking. Uraian dari masing-masing system thinking ini dapat kita jabarkan dalam bahasa singkat, bahwa organisasi pembelajar memerlukan individu-individu yang mempunyai personal mastery yang tinggi. Individu yang mempunyai personal mastery tinggi cenderung mampu terus meningkatkan  kemampuannya,  pribadi  yang  selalu  tumbuh dan berkembang. Dari pribadi yang terus belajar inilah semangat organisasi pembelajar lahir. Mental model menjadi penting dalam organisasi pembelajar. Seseorang akan selalu bertindak selaras dengan apa yang ada dan melekat di pemikirannya. Karenanya perlu diciptakan mental model organisasi yang selaras dengan tujuan organisasi tersebut. Shared vision, diperlukan untuk arah tujuan organisasi. Visi bersama inilah yang mengikat dan menarik semua pihak kepada suatu tujuan yang menjadi keinginan bersama masing-masing anggota organisasi mulai pimpinan hingga bawahan bekerja, bertindak dan berperilaku sesuai dengan visi bersama ini. Team Learning sangat diperlukan dan  harus solid. Tim yang tidak solid akan membuang energi. Secara individu telah bekerja sangat keras namun upayanya tidak secara efisien diterjemahkan menjadi upaya tim. Sebaliknya jika tim telah solid arah bersama akan muncul dan terjadi harmoni atas energi individu.  Terakhir, adalah system thinking yaitu disiplin untuk melihat secara menyeluruh. System thinking merupakan sebuah kerangka kerja untuk melihat inter relasi,  melihat pola perubahan, bukan sekedar melihat sesuatu sebagai satu potret (snapshot). Systems thinking dibutuhkan karena segala sesuatu semakin kompleks.

Selain pendorong dalam organisasi pembelajaran perlu juga disikapi faktor penghambat yaitu learning disabilities. Menurut ahli (Senge, 1994) minimal ada 7 (tujuh) kondisi seseorang mengalami ketidakmampuan belajar, yaitu: I’am my position, merupakan kecenderungan mencampuradukkan pekerjaan atau jabatan dengan identitas diri, sehingga memungkinkan hasil kerja menjadi tidak efektif; The Enemy is out there, kecenderungan untuk mencari kesalahan pada orang lain di luar dirinya. The Illusion of taking charge, manajer biasanya diberikan tanggung jawab dalam menghadapi permasalahan berat. Walau sebenarnya tentu dalam masalah berat tidak perlu saling menunggu dan berharap orang lain untuk mengambil tanggung jawab. The Fixation on events, jika kita fokus pada kejadian maka kemungkinan terbaiknya adalah kita dapat memprediksi kejadian yang akan datang sehingga kita dapat bereaksi dengan optimal. The Parable of the boiled frog, Perlu kemampuan belajar untuk melihat suatu proses yang pelan namun lambat laun berdampak sangat fatal. The Delusion of learning from experience, Pembelajaran paling kuat adalah dari pengalaman. The Myth of the management team, Kelemahan dalam tim adalah bila anggota tim cenderung untuk berlindung pada dan atas nama tim.

2. Membangun Organisasi Pembelajaran

Urgensi membangun organisasi pembelajar menjadi keniscayaan. Beberapa teori mengatakan jika tidak dibangun organisasi pembelajar organisasi akan mati. Jika ia bisnis mungkin saja mati atau pailit. Jika organisasi itu publik akan kehilangan kepercayaan. Kehilangan kepercayaan akan menyebabkan berbagai upaya yang dilakukan menjadi tidak efektif dan tentu pengabaian peran organisasi publik sama halnya dengan pengabaian atas eksistensinya. Saat ini, masih banyak organisasi yang belum memahami secara benar tentang apa itu organisasi pembelajar, walaupun Sebagian sudah mencoba masuk ke dalamnya. Dalam Modul Organisasi Pembelajaran (Supriadi, 2021) mengutip pendapat Galvin (1993), diperkuat oleh Marquardt, 2002) menyatakan mengungkapkan bahwa organisasi tidak mampu untuk belajar. Menurutnya program-program telah dijalankan, namun hanya diperbaiki seadanya dan pada akhirnya sampai pada batasnya dan tidak efektif lagi. Demikian pula lebih banyak program yang gagal dibanding yang berhasil, namun kegagalan tersebut tidak menjadi pembelajaran bagi organisasi. Ini seharusnya menjadi pemicu untuk organisasi untuk lebih mendalami lagi manfaat dari dibangunnya organisasi pembelajar, karena untuk mencapai keberhasilan diperlukan komitmen yang kuat.

Diperlukan langkah-langkah strategis untuk membangun organisasi pembelajar. Schwand & Marquardt (2000), sudah  mengemukakan ada tujuh langkah yang perlu diambil untuk memulai proses sebagai organisasi pembelajar. (1) Knowledge of Theory, Research, and Practice; (2) Understanding of Organizational Learning Systems Model; (3) Asking Questions for Inquiry; (4) Convert the New Information into Meaningful Knowledge; (5) Analyze the Inputs and Outputs of Each Subsystem; (6) Respond to the Challenges of Each Subsystem; dan (7) Take Action.

3. Mengelola Organisasi Pelayanan

Tantangan pengelolaan organisasi pembelajaran semakin cepat.  Pendekatan  “continuous improvement” sudah menjadi masa lalu digantikan dengan evolusi cepat, adaptasi dan perubahan. (Supriadi, Modul Organisasi Pembelajaran, 2021). Mengutip pendapat Margaret J. Wheatley: organisasi harus mampu mengubah informasi menjadi pengetahuan, yakni mengetahui apa yang diketahuinya untuk dapat bertindak lebih cerdas. Atas dasar itu makin banyak perusahaan menerapkan pendekatan “knowledge management” untuk bisa selalu melakukan perubahan di abad informasi ini sebagai “survival skill”. Untuk dapat mengelola organisasi pembelajar harus ada kemampuan untuk belajar baik secara individu, kelompok maupun organisasi. 

Pada kondisi saat organisasi pembelajar mengalami perubahan paradigma. Sebagaimana disampaikan oleh Marquardt (2002) pada kutipan modul memiliki bentuk baru yakni : (a) Pembelajaran dikaitkan dengan kinerja dan tujuan bisnis; (b) Menekankan pentingnya proses belajar, atau belajar bagaimana belajar; (c) Kemampuan dalam memaknai belajar sama pentingnya dengan menemukan jawaban atas pertanyaan khusus; (d) Adanya    peluang    pada    segenap    bagian    organisasi    untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap; (e) Belajar adalah bagian pekerjaan setiap orang.

Simpulan

Organisasi pembelajaran menjadi sangat penting untuk mengelola instansi pemerintah. Melalui organisasi pembelajaran akan ditemukan berbagai solusi inovatif tentang permasalahan yang ada.   


Daftar Bacaan

- Keputusan Kepala LAN Nomor 374/K.1/PDP.07/2022 Tentang Kurikulum Pelatihan Struktural Kepemimpinan

- Keputusan Kepala LAN Nomo 135/K.1/PDP,07/2022 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Struktural Kepemimpinan

- Hari Supriyadi, 2022, Modul Organisasi Pembelaran, LAN Jakarta