MERANCANG PERUBAHAN ORGANISASI

MERANCANG PERUBAHAN ORGANISASI

MERANCANG PERUBAHAN ORGANISASI

Oleh : Ryan Hidayat

 

PENDAHULUAN

     Perubahan saat ini telah menjadi tuntutan bagi setiap organisasi. Adaptasi terhadap lingkungan mutlak bagi organisasi saat ini. Adalah sebuah hal yang aneh jika saat ini ada organisasi yang tidak melakukan perubahan sama sekali. Agar perubahan dapat terus dilakukan maka perlu dikelola sebaik mungkin, diawali dengan merancang aksi perubahan. Untuk membuat rancangan aksi perubahan yang baik organisasi harus memiliki target perubahan dan kemudian membuat program aksi perubahan.

 

MEMILIKI TARGET PERUBAHAN

     Jika sebuah organisasi ingin melakukan perubahan, maka wajib memiliki target yang ingin dicapai. Organisasi tersebut juga harus memahami titik awal perubahan ingin dilakukan. Dari perbedaan di kedua kondisi ini lah perubahan dilakukan.

Menentukan kondisi saat ini

      Kondisi saat ini adalah kondisi awal organisasi sebelum dilakukan perubahan. Kondisi awal bisa saja berasal dari kondisi bermasalah yang dihadapi organisasi. Jika organisasi memiliki kondisi yang dianggap bermasalah, ini dapat ditetapkan menjadi kondisi saat ini atau kondisi awal ketika akan melakukan perubahan.

      Tidak semua perubahan harus diawalai dari kondisi organisasi yang bermasalah. Dalam kondisi organisasi yang baik-baik saja, organisasi harus memiliki visi untuk menjadikan organisasi menjadi semakin baik. Kondisi pada masa sekarang menjadi kondisi saat ini yang harus mampu dirubah oleh organisasi menjadi lebih baik.

Menentukan kondisi yang diharapkan

Jika perubahan yang akan dilakukan berdasarkan kondisi bermasalah yang dihadapi organisasi, maka kondisi yang diharapkan adalah menghilangkan kondisi bermasalah tersebut sehingga organisasi kembali pada kondisi ideal. Kondisi ideal menjadi kondisi yang diharapkan untuk dapat dicapai dalam sebuah perubahan.

Jika organisasi tidak menemukan kondisi bermasalah yang dihadapi, maka sebaiknya memiliki visi yang jauh kedepan. Organisasi harus mampu menetapkan target baru yang belum pernah dicapai oleh organisasi. Menjadikan target baru tersebut sebagai kondisi yang diharapkan, kondisi yang ingin dicapai dalam sebuah perubahan.

 

MEMBUAT PROGRAM AKSI PERUBAHAN

       Setelah menentukan kondisi organisasi, baik kondisi saat ini dan juga kondisi yang diarapkan. Tentunya akan terdapat kesenjangan atau ‘gap’ di antara keduanya. Program aksi perubahan hendaknya dibuat untuk menjembatani kesenjangan ini. Menjadi sarana menuju kondisi organisasi yang diharapkan.

Menemukan masalah mendasar

       Untuk memastikan program yang akan dilakukan tepat, maka penting untuk mengetahui terlebih dahulu apa saja yang menjadi penyebab terciptanya kondisi saat ini. Atau apa saja yang menyebabkan kondisi yang diinginkan belum tercapai.

Untuk menganalisis penyebab-penyebab tersebut kita dapat melihat dari berbagai aspek yang mempengaruhi organisasi. Misalnya menggunakan kategori berikut :

  • Kategori 6M, yaitu: machine, method , material, man power / mind power, measurentment, dan miliue/maother nature.
  • Kategori 8P, yaitu: product, price, place, promotion, peopole, process, physical evidence, dan productivity & quality.
  • Kategori 5S, yaitu: surrounding, suppliers, systems, skills, dan safety.

Maupun kategori lainnya yang dianggap lebih sesuai.

Penyebab dari kondisi bermasalah pada organisasi inilah yang sebenarnya merupakan sumber kerusakan yang harus diberikan tindakan perbaikan. Penyelesaian terhadap masalah berfokus pada penyebab masalah ini. Agar perubahan yang akan dilakukan benar-benar menyentuh permasalahan mendasar yang ada dalam organisasi.

Menentukan aksi perubahan

      Berdasarkan permasalahan mendasar yang telah ditemukan maka langkah selanjutnya adalah menentukan langkah tindak lanjut yang tepat. Langkah tindak lanjut yang akan dilakukan harus mampu menyelesaikan berbagai permasalahan mendasar dalam organisasi. Langkah-langkah yang diambil harus dapat menjadi sarana mengatasi kesenjangan dalam organisasi antara kondisi saat ini dengan kondisi yang ingin dicapai. Menjadikan langkah-langkah tersebut sebagai aksi perubahan organisasi.

      Untuk menemukan langkah-langkah terbaik organisasi memerlukan kreatifitas dalam penyelesaianan masalah. Menemukan cara-cara baru dalam mengelola organisasi. Maka beberapa usaha yang dilakukan oleh organisasi, diantaranya adalah melakukan bencmarking pada organisasi lain yang dipandang telah mampu dan sukses dalam melakukan perubahan secara baik. Bencmarking dilakukan dengan cara melihat, mengamati, dan mempelajari bagaimana cara sebuah organisasi dapat berubah semakin baik. Dari hasil mengamati dan mempelajari organisasi lain yang telah sukses, organisasi dapat meniru untuk menghadapi masalah dengan cara yang terbaik. Namun untuk mengimplementasikannya hasil bencmarking, biasanya perlu adaptasi karena kemungkinan adanya perbedaan kondisi organisasi. Kita perlu mempertimbangkan kondisi sumberdaya organisasi yang dimiliki serta norma yang berlaku dalam organisasi. Sehingga kemudian ditemukanlah formulasi yang terbaik untuk perubahan organisasi yang kita harapkan.

 

PENUTUP

        Dalam merancang perubahan dalam organisasi, kita perlu menetapkan dua kondisi yang akan menjadi tolak ukur terjadinya perubahan. Kondisi awal atau keadaan organisasi disaat ini adalah kondisi dimana organisasi dirasa perlu berubah karena keadaan organisasi yang bermasalah ataupun karena ingin mencapai peningkatan organisasi. Kondisi yang diinginkan adalah kondisi yang menjadi target yang dicapai atau bahkan dilampaui. Kesenjangan diantara kedua kondisi inilah yang menjadi peluang untuk melakukan sebuah perubahan.

         Menemukan masalah mendasar atau akar masalah dari kondisi yang sedang dihadapi penting untuk dilakukan secara baik. Berdasarkan akar masalah tersebut kemudian dibuatlah program penyelesaian yang kemudian akan menjadi program aksi perubahan. Perancangan perubahan organisasi dengan tahapan seperti ini akan membantu organisasi untuk mencapai target-target yang dimiliki organsasi, untuk menjadikan organisasi semakin baik.

Daftar Bacaan

Dr. Adi Suryanto, M., Dr. Muhammad Taufiq, DEA, & Erna Irawati, S.Sos., M.Pol., Adm. (2019). DIAGNOSA ORGANISASI, Modul Pelatihan Kepemimpinan Administrator. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Dr. SETIA BUDI, M. (2016). DIAGNOASA PERUBAHAAN ORGANISASI. Jakarta: LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA.

Negara, L. A. (2008). Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Prof. Dr. Irfan Idris, M., Yogi Suwarno, M. P., Dr. Bayu Hikmat Purwana, M.Pd., Kolonel Sus Dendi T, Said Imran, S.H., M.H., & Bogie Setia Perwira Nusa, M.H., M.Si., M.AP. (2017). ANALISIS ISU KONTEMPORER. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

 

Riyan Hidayat lahir pada tahun 1981 di Kota Martapura, Kab. Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Jawa 1 di Martapura pada tahun 1994. Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat pertama pada tahun 1997 di MTs Hidayatullah Martapura, penulis melanjutkan untuk menempuh pendidikan di PPMI Assalaam. Di pondok pesantren yang terletak di Sukoharjo Jawa Tengah tersebut penulis menempuh jenjang Takhashus selama satu tahun, dan menyelesaikan SMU pada tahun 2001. Selanjutnya menyelesaikan jenjang S1 di Jurusaan Ekonomi Islam STAIN Surakarta pada tahun 2006. Penulis juga pernah menjadi guru pada SD Islam Terpadu Qardhan Hasanah. Saat ini penulis menjadi Widyaiswara Ahli Muda di Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin