plt. KABAN LITBANG & DIKLAT MENYAMPAIKAN MATERI PADA PELATIHAN JARAK JAUH DI BDK BANJARMASIN
(Banjarbaru,10/07/2020) Kegiatan PJJ Quantum Teaching and Learning yang dilaksanakan secara daring online zoom meeting pada hari Jumat tanggal 10 Juli 2020 mulai jam 10:00 pagi hingga jam 12:00 berjalan dengan lancar dan sangat menarik, karena materi yang disampaikan oleh Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Jakarta, Bapak Dr.H. Mahsusi, MM., selaku Plt.Kaban sangat berbobot paparan yang disampaikan beliau dan 30 peserta PJJ QTL sangat antusias mengikuti pembelajaran tersebut.Kegiatan dipandu secara langsung oleh Kepala Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin, Drs. Muhran.
Dalam diskusi yang disajikan sekitar 3 JP bersama guru-guru peserta PJJ tersebut, Dr.H.Mahsusi, MM, menjelaskan makna ikhlas beramal itu sebagai aktivitas pekerjaan yang dilakukan dengan tulus, dilaksanakan karena niat ibadah, serta selalu bersyukur dengan adanya pekerjaan tersebut.
Kondisi Pandemi Covid-19 ini tidak menjadikan Balai DIklat Keagamaan Banjarmasin harus terhenti dalam melaksanakan tugas-tugasnya, menurut beliau (Mahsusi) bahwa apa yang dilakukan oleh bapak Muhran (Kepala Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin) dengan merevisi kegiatan diklat tatap muka menjadi pelatihan jarak jauh (PJJ) ini adalah terobosan yang luar bisa, yang menghasilkan output dan kualitas yang tidak kalah dengan kegiatan regular biasanya.
Dalam paparan lainnya, beliau mengajak kepada para guru untuk memaksimalkan kemampuan dalam mengembangkan potensi-potensi kecerdasan, antara lain kecerdasan emosional, social, intelektual, spiritual, dan yang paling penting adalah kecerdasan adversity (ketahanan) dalam menghadapi kondisi kerja nyata.Guru dalam bekerja juga selalu mengedepankan ikhtiar dan doa sebagai manifestasi manusia yang religious.
Ada parameter yang dijadikan standar bagi seorang guru, antara lain adalah disiplin yang baik dalam bekerja, disiplin yang baik dalam keluarga, dan disiplin yang baik dalam ibadah, hal ini karena mengajar murid itu merupakan ibadah.
Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa guru harus professional. Guru tidak mesti harus lebih pintar dari murid, tapi bagaimana guru menjadi media menghantarkan murid menjadi lebih pintar, sukses, dan berprestasi. Penekanan terakhir yang disampaikan oleh beliau adalah mutu, maka seorang guru harus memiliki mutu yang baik, kualitas yang baik, dan hasil yang baik, sehingga layak disebut sebagai guru yang bermutu.
Peserta yang aktif memberikan pertanyaan dan berdiskusi antara lain adalah dari Kalimantan Selatan (Bapak Muliadi-Barabai) membahas tentang karir dan akademik serta kesibukan harian guru, dari Kalimantan Tengah (Ibu Isna-Palangkaraya) membahas tentang memotivasi guru-guru untuk mengembangkan potensi diri dan harapan mendapatkan kesempatan yang sama untuk ikut diklat, serta dari Kalimantan Utara (Bapak Ahyar) membahas tentang masih minimnya tenaga guru dan banyaknya latar belakang guru yang tidak sesuai dengan kondisi pembelajaran di lapangan. Semua permasalahan terjawab tuntas oleh Kapus (Mahsusi) dan peserta merasa puas dengan sesi materi pembelajaran dan tanya jawab tersebut.
Pembelajaran ditutup dengan closing statement oleh H.Zarkani (Kasi Diklat TTPK), dengan simpulan dan doa.