PUISI SYA’BAN
Oleh: Yasir Arafat HZ
Puisi itu pada dasarnya
akrobatik kata-kata, tetapi
harus disiasati agar punya
lapis makna.
(Helvy Tiana Rosa)
(I)
Aku memujimu karena pujian itu layak untukmu
Tapi pujianku sebenarnya tak perlu
Karena Tuhanmu telah memujimu
Wa innaka la ‘ala khuluqin ‘adzim
(Sesunggunya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung)
(II)
Membayangkan engkau membuatku bahagia
Bahagia tiada terkira
Ada rasa yang sangat sulit digambarkan dengan kata-kata
Tetapi membuncah di dalam dada
Membahana dalam relung jiwa
(III)
Jika ada yang menghinamu, hatiku gundah gulana
Tak tega melihatmu bermuram durja
Meski engkau akan tersenyum saja
Karena bagimu dunia hanya debu di tanah sahara
Yang tak ada apa-apanya
(IV)
Jika ada yang menghujatmu, tubuhku bergetar
Jantungku menggelegar
Apa hebatnya mereka dibandingkan engkau
Tak seujung kuku pun, bahkan tak sepadan dengan engkau
Jauh, bagai maghrib dengan masyriq
(V)
Aku rindu padamu, sebagaimana rindu bunda pada kami
Berkaca-kaca matamu menyebut kami sebagai saudaramu
Menetes air matamu mengingat kami dalam khalwatmu
Lemah suaramu saat sakratul maut,tetapi lamat-lamat terdengar
ummati-ummati-ummati
(VI)
Sya’ban syahrii (bulan Sya’ban bulanku) sabdamu
Salam atasmu ya rasulallah
Manusia terbaik
Rasul termulia
Nabi terhebat
(VII)
Kami berharap syafa’atmu ya rasul
Panggil kami nanti di akhirat kelak
Dengan suara syahdumu