RADIKALISME ...Part.1( Basic meaning )
RADIKALISME ...Part.1( Basic meaning )
Dalam beberapa tahun terakhir diberbagai media, pertemuan resmi atau tidak resmi, baik masyarakat maupun unsur pemerintahan salah satu kata yang paling sering digaungkan dan diperbincangkan adalah kata RADIKALISME. Kata ini bahkan menjadi sumber perdebatan panas oleh berbagai pihak dan pengamat serta para ahli yang pro dan kontra. Bahkan pada beberapa sisi perdebatan mengenai Radikalisme tersebut mengarah pada polarisasi 2 kutub yang saling berlawanan.
Apakah fenomena perdebatan tentang Radikalisme ini terjadi karena terkait dengan sentimen SARA, pencarian pencerahan dalam keilmuan sosial / Civil society semata, atau sudah mengarah ke politik dan kekuasaan massa ? Entah lah
Apakah sudah ada penelitian oleh pihak-pihak terkait mengenai efek sosial akibat dari simpang siur pemahaman Radikalisme ini ? Entah lah
Apakah tidak bisa pemahaman mengenai arti Radikalisme dibuat dan disepakati sedemikian rupa sehingga bisa diterima oleh semua pihak dan tidak hanya dimonopoli oleh pihak tertentu saja ? Entah lah
Mungkin ada baiknya kita kembali pada asal kata dari radikalisme agar kita punya dasar awal untuk bahan berfikir.
Secara etimologi, radikal berasal dari kata latin, radix/radici, yang berarti “akar”. Kata radikal sesungguhnya netral. Radikalis, kata sifat ini berasal dari bahasa Latin, radix atau radici. Menurut The Concise Oxford Dictionary (1987), istilah radikal berarti ‘akar’, ‘sumber’, atau ‘asal-mula’. Dimaknai lebih luas, istilah radikal mengacu pada hal-hal mendasar, prinsip-prinsip fundamental, pokok soal, dan esensial atas bermacam gejala, atau juga bisa bermakna “tidak biasanya” (unconventional).
Selama berabad-abad, makna istilah radikal selalu terkait-mait dengan asal-usulnya, yaitu akar. Karena memiliki konotasi yang luas, kata itu tak sedikit mendapatkan makna teknis dalam berbagai ranah keilmuan: kedokteran, botani, filsafat, psikologi, bahkan filologi, matematika, kimia, dan musik.
Merujuk Encyclopedia Britannica pada awal narasi menggaris bawahi, makna ‘radikal’ dalam politik sebagai orang yang menginginkan perubahan secara ekstrem, baik itu untuk sebagian maupun keseluruhan tatanan sosial.
Masih dari Inggris, Universitas Cambridge melalui laman resmi juga mendefinisikan ‘radikalisme’ sebagai keyakinan bahwa harus ada perubahan sosial atau politik yang besar atau ekstrem. Oxford Dictionary juga memahami ‘radikal’ sebagai orang yang mendukung suatu perubahan politik atau perubahan sosial secara menyeluruh.
Sementara di Indonesia, makna istilah radikal tentu juga tidak jauh berbeda dengan makna di kamus-kamus di atas. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online menyebutkan ‘radikalisme’ memiliki tiga arti, yaitu :
pertama, paham atau aliran yang radikal dalam politik
kedua, paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis
ketiga, sikap ekstrem dalam aliran politik.
Menariknya, merujuk KBBI keluaran tahun 1990, istilah radikal diartikan sebagai “secara menyeluruh,” “habis-habisan,” dan “maju dalam berpikir atau bertindak.
Artinya, di sini mudah diduga telah terjadi proses perubahan makna dari istilah ini. Ada aspek *diakronis bekerja dalam kata, yang memperlihatkan bahwa sejarah telah bekerja mengubah makna atau arti. Jika awalnya setidaknya bermakna “netral” atau bahkan cenderung “positif,” maka kini makna istilah radikal cenderung berubah menjadi sepenuhnya “negatif.”
*Arti diakronis di KBBI adalah: berkenaan dengan pendekatan thd bahasa dengan melihat perkembangan sepanjang waktu; bersifat historis.