Selamat Jalan Ustadz Teladan

Selamat Jalan Ustadz Teladan

Aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi (Tere Liye)

Kita semua pasti punya kenangan dalam hidup.  Entah itu kenangan yang menyenangkan atau sebaliknya. Ada yang disimpan kuat dalam ingatan, ada pula yang dibuang jauh-jauh dan dicampakkan. Kita punya pilihan, apakah menyimpannya atau membuangnya.

Aku menyimpan sebuah kenangan indah dengan Uztadz H. Hasbullah Bakry. Yang telah meninggal malam kamis tanggal 10 September 2020 lalu. Berita ini tentu mengejutkan semua santri dan alumni Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru, sebab selama ini beliau sehat-sehat saja, bahkan sering jogging setiap pagi menyusuri jalan lengang dekat pondok kami.

Semua santri atau alumni pastilah punya cerita tentang beliau. Salah satu ustadz terbaik yang pernah dimiliki pondok kami. Menjadi teladan dalam segala hal. Sosok yang sangat bersahaja, sederhana dan mempunyai ilmu agama yang mumpuni. Tapi, Allah lebih sayang dengan beliau dan kami harus ikhlas menerima kenyataan ini.

Tahun 80 an adalah tahun perkenalanku dengan ustadz H.Hasbullah Bakry. Asrama Abwab ( Babut Thaibah)  menjadi saksi pertemuan-pertemuan yang tidak disengaja terjadi. Sering mandi di sumur timba atau menggunakan pompa dragon yang sama. Menjemur pakaian di tempat yang sama. Meski sebagai ustadz, beliau tidak pernah merasa risi mandi bersama kami. Kadang ada santri yang “tega” pinjam gayung kecil atau minta sabun dengan beliau. Dengan ramah beliau ladeni santri tersebut.

Kalau mengajar beliau sangat runtut dan jelas. Tidak memaksa kami agar mampu mencerna pelajaran. Bagi beliau, asal kami duduk manis dan mendengarkan pembelajaran, itu sudah lebih dari cukup. Jikapun ada diskusi, hanya orang-orang tertentu saja yang menanggapi, selebihnya hanya menjadi penonton setia.  Syair yang paling sering beliau baca dihadapan kami adalah “Tarjun najata walam tasluk masalikaha innas safinata la tajri alal yabas ( engkau mengharap kesuksesan tetapi tidak mau menempuh jalannya. Sesungguhnya kapal tidak akan berjalan diatas tanah yang kering). Syair ini sebagai ungkapan tentang sesuatu yang tidak mungkin terjadi, apabila kita mengabaikan proses dalam sebuah tujuan atau cita-cita.

Selamat jalan ustadz H.Hasbullah Bakry, semoga Allah membalas segala kebaikan yang telah engkau berikan dengan sebaik-baik balasan. Keteladananmu yang telah diinternalisasikan dalam kehidupan selama 45 tahun di pondok akan terus dikenang santri-santrimu sepanjang jaman. Terima kasih sudah mengajarkan banyak hal pada kami. Bahwa hidup tidak harus mewah dan berkelas, cukup dengan menyukurinya maka berkahlah hidup itu.

Kita akan tetap berpisah, hanya denga cara dan waktu yang berbeda.

 

Yasir Arafat HZ